Mohon tunggu...
kurnia yasmin
kurnia yasmin Mohon Tunggu... -

Universitas Islam Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Religi sebagai Pengenal Budaya

16 April 2014   17:32 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:36 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa manusia memiliki sebuah kepercayaan akan adanya Tuhan. Tuhan yang menciptakan semua manusia, tumbuhan, hewan dan semua yang ada alam semesta. Dari adanya Tuhan munculnya sebuah keyakinan agama yang tidak ada keraguan di dalamnya. Menurut Koentjaningrat (1987) sebagai salah satu tokoh antropologi mengatakan bahwa religi sendiri adalah sebagian dari kebudayaan, dalam banyak aspek beliau menghindari kata-kata agama, namun lebih dinetralkan menjadi nama religi. Pendapat Koentjaningrat diatas yang mengatakan bahwa religi adalah bagian kebudayaan memiliki 4 dasar komponen yaitu:

a.Emosi keagamaan, sebagai suatu subtansi yang menyebabkan manusia menjadi religius.

b.Sistem kepercayaan yang mengandung keyakinan serta bayangan-bayangan manusia tentang sifat-sifat Tuhan yang dianggap sebagai Tuhan.

c.Sistem upacara religius yang bertujuan mencari hubungan manusia dengan Tuhan, Dewa-dewa atau mahluk –mahluk yang mendiami alam ghaib.

d.Kelompok – kelompok religius atau kesatuan –kesatuan sosial yang menganut sistem kepercayaan tersebut.

Terlepas dari pendapat itu, yang jelas bentuk agama sebagai penyerahan diri kepada Tuhan. Sekarang kita membahas sudut pandang manusia itu sendiri. Manusia berebeda dari mahluk yang lainnya, mahluk yang memiliki hakekat dan memiliki prinsip yang kuat. Dari teori Darwin yang menjelaskan awal mula terciptanya manusia berasal dari sebuah evolusi yang berawal dari bentuk sederhana menjadi bentuk yang sangat sempurna. Namun teori Darwin sudah dibantah oleh para ilmuwan-ilmuwan yang lain, bahwa sesungguhnya manusia berasal dari sebuah sel – sel yang kemudian diberikan  Tuhan ruh atau arwah dan menjadi begitu sempurna. Dari sinilah manusia menyakini akan adanya Tuhan sebagai Maha Pencipta. Namun seiring dengan perubahan zaman, di zaman modern ini kepercayaan akan adanya Tuhan mulai menurun disebabkan perubahan globalisasi dan kecanggihan elektonik yang membuat manusia mulai terlena hidup di dunia ini. Sedangkan di zaman dahulu tingkat kepercayaan kepada Tuhan sangat tinggi. Perubahan – perubahan zaman masa sekarang ini kita harus memiliki penyangga hidup dan keimanan yang kokoh, sehingga tidak akan melupakan religi yang dulu pernah dimiliki pendahullu kita dan kita gunakan hingga saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun