Permasalahan tidak jauh dari manusia. Manusia memiliki banyak persoalan masalah, mulai dari dari masalah yang ringan hingga masalah yang rumit. Permasalahan yang terjadi di manusia umumnya melibatkan diri sendiri atau permasalahan yang melibatkan orang lain atau kelompok. Permasalahan yang terjadi pada manusia umumnya melibatkan diri sendiri biasanya dari ketidaksesuaian emosi diri atau hal yang membuat kita waspada sehingga menimbulkan ekspresi-ekspresi dari manusiayang berbeda-beda. Ada yang tertimpa masalah, namun dirinya biasa saja, adapula yang marah, nangis, dan lain-lain. Lain pula dengan permasalahan dengan orang lain, kita sering menyebutnya dengan konflik. Konflik sendiri memiliki arti sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya . Nah, dari pengertian ini, permasalahan yang menimbulkan sebuahkonflik berasal dari interaksi manusia dalam hidup bermasyarakat. Awal mula permasalahan atau konflik berawal dari ketidakcocokan atau perbedaan pendapat antara komponen-komponen yang lain, yang saling mempertahankan egonya masing-masing. Dari sinilah antropologi menegaskan atau fokus kepada manusia selaku aktor utama dalam konflik atau permasalahan. Namun di sisi lain konflik atau permasalahan ini harus ada sebuah penyelesaian . penyelesaianini disebut dengan konsensus. Konsensus memiliki arti yaitu sebuah frasa untuk menghasilkan atau menjadikan sebuah kesepakatan yang disetujui secara bersama-sama ataupun kelompok. Penyelesaian konflik ini dengan cara konsensus akan memberikan dua pihak kesepakatan dan mendapatkan hasil sehingga tidak ada yang bermusuhan melainkan akan menyatu kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H