Mohon tunggu...
Kyatmaja Lookman
Kyatmaja Lookman Mohon Tunggu... wiraswasta -

Director @ Lookman Djaja (http://www.lookmandjaja.com) , Indonesian Transport solution provider specializing in long haul delivery [Java-Sumatera-Bali]

Selanjutnya

Tutup

Money

Logistik Cost dan Pemerataan Pembangunan

4 Mei 2015   15:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:23 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Kita sering bicara logistik cost kita mahal, logistik cost kita mahal dan kita mencoba berbagai macam cara untuk menurunkan biaya tersebut. Bahkan untuk pemerintahan yang sekarang menjadi prioritas utama katanya walaupun dalam praktek di lapangan seringkali menunjukan kotradiksi seperti pengurusan kir yang sangat lama, pengurusan srut yang super lama, dsb. Kita tahu bahwa rumus biaya murah itu sebenarnya terletak pada frekuensi pengiriman dan ukuran kendaraan yang kita gunakan. Jika kecepatan bertambah maka frekuensi bisa dilakukan lebih banyak. Semakin banyak, maka fixed cost akan dibagi dengan jumlah ritase yang semakin banyak pula. ketika utilisasi meningkat maka harga akan turun. Demikian juga dengan ukuran kendaraan yang kita pakai semakin besar kendaraan yang kita pakai harga transport per satuan unit barang akan turun pula.

Jika kita ambil analogi pengiriman di singapur ke jakarta itu 100USD per 20 feet dibandingkan jarak yang sama Pekanbaru Jakarta 12-15jt RP per 20ft, kenapa terjadi demikian itu karena frekuensi pengiriman singapur jakarta jauh lebih tinggi dan ukuran kapal yang dipakai juga besar sekali. Beda dengan Pekanbaru jakarta sudah pengiriman jarang 1 - 2 minggu sekali selain itu kapal yang digunakan juga jauh lebih kecil. Jadi sudah secara volume kita kalah secara frekuensi kita juga kalah. Konsep tol laut atau dikenal juga pendulum nusantara itu baik adanya tapi tanpa ada muatan balik apakah itu akan sustainable. Selain Jarak dan Volume, muatan balik (Backhaulage) juga tidak kalah pentingnya karena ongkos yang seharusnya bisa dibagi 2, ditanggung semua ketika tidak ada pengiriman sebaliknya.

Kita melupakan esensi yang sesungguhnya bahwa mahalnya biaya logistik kita itu karena ketidakseimbangan pembangunan antara pusat dan daerah. terlalu timpang karena semua fokusnya ada di jawa. Jika pengiriman dilakukan dengan frekuensi yang jarang, volume kecil2 ditambah tidak ada muatan balik sudah pasti biaya logistik kita mahal. Sebenarnya yang perlu kita lakukan adalah bagaimana kita mengembangkan potensi daerah sehingga daerah daerah lain di seluruh nusantara ini bisa menjadi pusat pusat tersendiri. Jadi pengiriman bisa dilakukan bolak balik, jumlah besar dan frekuensi yang sering.

Tidak sampai setahun kita akan menghadapi MAE, saya sudah ketemu dengan beberapa perwakilan pemerintahan baik dari Hongkong, Thailand dan Singapore mengundang kita para pengusaha Indonesia untuk datang dan berinvestasi ke negaranya. Tetapi yang tidak saya lihat itu dari Kepala daerah, Gubenur, Bupati, Walikota untuk mengundang para pengusaha lokal untuk investasi di daerahnya di penjuru nusantara. Harusnya diadakan expo daerah untuk mengundang para pengusaha nasional datang dan ajakan itu harus datang dari pemerintah daerah yang difasilitasi oleh pemerintah pusat. Masa negara lain lagi gencar2 nya mengundang pengusaha Indonesia ke sana dan di Indonesia sendiri tidak banyak fasilitasi malah mengundang investasi dari luar?? Tentunya dengan pembangunan daerah yang bagus ketimpangan daerah pusat dapat diatasi dan akhirnya biaya logistik kita Turun!

Rgd,
Kyat
http://www.facebook.com/kyatmajalookman
http://www.facebook.com/CV.LookmanDjaja
http://www.facebook.com/LookmanDjajaLand
http://twitter.com/kyatmaja
http://id.linkedin.com/in/kyatmaja
http://www.lookmandjaja.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun