Mohon tunggu...
Irfan Virgiawan
Irfan Virgiawan Mohon Tunggu... -

seorang mahasiswa, supporter sepak bola dan berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kita Terpuruk karena Sejarah

6 Oktober 2010   07:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:40 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

350 tahun hidup dalam penjajahan kolonial dan tentara jepang, bangsa ini telah mengorbankan berjuta rakyat dan tak terhingga harta yang dikorbankan . perjalanan panjang yang memilukan akan berdirinya bangsa ini tidak terlepas dari perjuangan para rakyat dan tokoh - tokoh yang rela memperjuangkan cita - cita untuk terlepas dari penjajahan, penderitaan dan mendapat kemerdekaan untuk semua.

siapa yang tidak mengenal Pangeran Dipenogoro ? Jendral Sudirman? Ir. Soekarno? Mohammad Hatta, dan para pahlawan - pahlawan yang rela berjuang mempertaruhkan nyawa dan harta demi berdirinya bangsa ini. Dalam salah satu judul pidatonya Bung Karno "Jangan sekali - sekali meninggalkan sejarah" atau yang dikenal dengan sebutan JASMERAH, adalah suatu penegasan sekaligus peringatan bahwa bangsa yang besar harus pula menghormati, menghargai, dan melestarikan situs sejarah agar semangat perjuangan ini tidak luntur oleh kejamnya kemajuan jaman yang kian hari kian menggusur situs sejarah dan tergantikan dengan kepentingan kelompok demi menghasilkan uang seperti berdirinya mall atau gedung bertingkat lainnya.

masih hangat dari ingatan kita ketika surat nikah Bung Karno dan Bu Inggit akan dilelang, penggusuran makam bersejarah dan lain sebagainya. Hal itu memperjelas bahwa bangsa kita telah berjalan ke arah untuk melupakan sejarah, melupakan semangat berdirinya bangsa dan melupakan bahwa dengan sejarah pula kita tidak selalu mendengar dongeng namun kita mampu membuat konsep untuk membesarkan bangsa Indonesia dan menatap masa depan bangsa.

sungguh ironis bahwa suatu negara yang besar seperti Indonesia ini hancur oleh anak bangsanya sendiri, dengan itu kepada para pemuda, orang tua, dan para petinggi negara kita satukan tekad membangun bangsa ini dimulai menghargai dan melestarikan situs - situs bersejarah bukan hanya untuk pemasukan daerah, atau bisnis perseorangan tetapi untuk mengobarkan nasionalisme dan patriotisme generasi muda untuk tetap berjuang membangun bangsa ini bukan hanya kedepan pintu gerbang tetapi jauh kedalam gerbang kemerdekaan untuk semua untuk seluruh rakyat Indonesia.

"Robek-robeklah badanku, potong-potonglah jasadku, tetapi jiwaku yang
dilindungi benteng Merah Putih akan tetap hidup, akan tetap menuntut
bela, siapa pun lawan yang aku hadapi. Jangan bimbang dalam menghadapi
macam-macam penderitaan, karena makin dekat cita-cita kita tercapai,
makin berat penderitaan yang harus kita alami" - Jenderal Soedirman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun