Mohon tunggu...
Kakthir Putu Sali
Kakthir Putu Sali Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta Literasi

Merindu Rembulan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mari Berkata

1 Juli 2017   00:52 Diperbarui: 1 Juli 2017   01:43 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam semakin larut saja
Sangatlah sulit pejamkan mata
Rasa dingin menusuk dada
Sunyinya malam makin terasa

Dalam diam bathinku meraba
Akan indahnya puisi yang kubaca
Barisan kata penuh makna
Rasa hati yang di rasa

Aku hanya bisa berkata
Kawan mulutmu kenapa
Apa yang kau rasa
Jangan diam segeralah berkata

Tak elok mulut terkunci
Dalam hati pasti ada rasa benci
Hapuskan kata mencaci
Jangan hanya di bulan suci

Jangan risau akan kuatnya mentari
Sang bayu juga pelahan tak kan berhenti
Cairkan suasana kebekuan hati
Desirankan angin sepanjang hari

Janganlah seperti batu karang
Angkuh akan ombak yang menyerang
Jadilah batu di pancuran pematang
Menjadi berlubang oleh tetesan air yang datang

Diam takkan menjadi kata
Bikin hati sulit tertata
Sudahilah puasa kata
Senyummu akan jadi cerita

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun