Mohon tunggu...
Kakthir Putu Sali
Kakthir Putu Sali Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta Literasi

Merindu Rembulan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dua Hari Dua Malam

3 Juli 2017   12:16 Diperbarui: 3 Juli 2017   12:31 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat mata tak mau di pejamkan
Merah laksana biji saga
Perih teteskan air mata
Laksana batang pisang tertusuk panah

Segala rasa tumpah ruah dalam dada
Pikiran melayang entalah kemana
Siang teramat meradang
Malam jiwa menuntunnya bergadang

Sabtu ku bangun jam delapan
Sedari pagi banyaklah garapan
Di rumahku malam minggu penuh teman
Bergadang hingga terdengar suara adzan

Minggu pagi bergegas syawalan
Ke gunung jati laksanakan tahlilan
Agar hidup dalam ke tentraman
Dua puluh empat jam mata tak terpejam

Syawalan berakhir siang
Badan lemas kepala penuh bintang
Banyak hal harus ku pegang
Hingga malam gelap menjelang

Dua hari dua malam
Mataku tak tertidurkan
Banyaklah agenda harus di selesaikan
Rasakan hati penuh kenangan
Jiwanya melayang dalam angan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun