Mohon tunggu...
Kakthir Putu Sali
Kakthir Putu Sali Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta Literasi

Merindu Rembulan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Apalah Dayaku

14 Juni 2017   19:03 Diperbarui: 14 Juni 2017   19:05 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Surya perlahan mulai tenggelam
Menuju senja menyambut malam
Sayang rembulan enggan menampakkan
Bermuram durja tanpa senyuman

Gelapnya malam segelap hatinya
Bintangpun ikut merasakan kelam
Rasa kecewa begitu mendalam
Atas prahara dalam penantian

Kau berharap madu di cawan
Tapi aku kirimkan racun dalam gelas
Kau berharap kurma makanan surga
Tapi aku persembahkan mahoni jalanan

Kau berharap kereta kencana menjemputmu
Tapi aku datangkan sepeda kumbang
Kau inginkan mawar setaman
Aku persembahkan bunga tujuh rupa

Kau inginkan aku jadi imamnya
Tapi aku biasa jadi makmum
Kau inginkan kolam penuh ikan arwana
Tapi aku hanya punya bandeng se empang

Terang saja kau gelisah
Pastinya kau kecewa
Akan segala kekuranganku
Atas semua ketidak mampuanku

Hati yang tak berdaya
Jiwa yang sedang melayang
Raga yang kau pegang
Ku pasrahkan semuanya karena-Mu

 

Cirebon, 14 Juni 2017 (19:00)

Kavling1309

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun