Senja membawa kaki ini pergi, seluruh jalanan berdaki, bising suara knalpot menderu, tak ku hiraukan tetaplah berlalu.
Senja membawaku ke meja tak berdebu, hingar bingar musik menusuk telingaku, kursi empuk membawaku tak pedulikan sekelilingku, hanya segelas kopi pada meja tak berdebu.
Kepulan asap kopi ini, mengingatkan akan artinya rindu, wanginya kopi laksana harumnya nafasmu, yang seringkali ku hirup saat bersamamu.
Ada rasa legah di dadaku, saat segelas kopi bersanding denganmu, kentalnya segelas kopi, laksana pekatnya rindu di hati, gelap namun sungguh terasa nikmat.
Sungguh senja ternikmati, walau hanya duduk sendiri, selalu ada kau di setiap tarikan kopi, ada rindu yang manis di bibir ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H