Ada rasa pilu di hati, saat saksikan kabar terkini, rasa duka menyayat hati, hingga berlinang air mata di pipi
Siapa yang tak bersedih, saat saksikan saudara kita dalam pedih, hati menangis lirih, ada luka nan perih.
Sebagai hati bermanusiawi, ada niat terangkai dalam hati, ingin rasanya sekedar berbagi, sebagai rasa wujud peduli.
Namun rasa itu mendadak terhenti, saat saksikan kabar terkini, penjarahan di sana - sini, seakan esok kita akan mati.
Hampir semua tak simpati, rasa empati melawan manusiawi, insan nan tak sabarkan diri, berlari karena ada yang dicari.
Percayalah itu karena situasi, bukan watak atau pun profesi yang mereka jalani, mereka hanya pertahankan diri, agar selalu menatap mentari.
Jangan lelah tuk berbuat manusiawi, lupakan atas mereka yang gelap hati, lihatlah banyaknya korban di sana - sini, mereka menantimu peduli.
Tengoklah para petani, tanpa lelah menanam padi, walau selalu banyak tikus di lumbung padi, baginya itu bukanlah berarti.
Karena dihatinya ribuan nyawa menanti, tak peduli tikus-tikus menjarah padi, tak goyahkan rasa manusiawi, mengalir selalu bersama kerasnya jeritan hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H