Mohon tunggu...
Kakthir Putu Sali
Kakthir Putu Sali Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta Literasi

Merindu Rembulan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senja di Sudut Pelabuhan Tua

8 April 2018   15:12 Diperbarui: 8 April 2018   15:21 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senja serasa pengap, oleh gudang-gudang tua berbau ikan asin, berkolaborasi dengan sesaknya debu batu bara berterbangan, deru mesin-mesin kapal bugis damparkan sauhnya

Di sudut pelabuhan tua bersejarah, kapal-kapal tua masih bersandar tanpa muatan, hanya onggokan kayu tak bertuan, hingga camar pun enggan menghinggapinya

Angin laut senja masih saja binal, terbangkan payung emak-emak penunggu ikan datang dari kapal, penjual jamu tersenyum riang saat tersingkap busana oleh angin nakal

Bebatuan kian menajam, oleh kerang kelaparan, teriakan anak buah kapal lemparkan tambang penuh riang, hatinya menatapnya daratan, tak sabar menanti senja pada pesta daratan

Aku pun terseok kedinginan, amis rasa sekujur badan atas terpaan angin dari sela kapal, rasa mual di setiap bongkaran bangkai ikan, memaksaku meninggalkan senja dari sudut pelabuhan tua

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun