Sungguh bangga saat menghampirinya, padi di panen melimpah ruah, senyum manis dari bibirnya, hari-hari pun bahagia
Usai sudah gabah di keringkan, di bawahnya sekarung ke penggilingan, untuk beras yang akan di makan
Namun rasa haru tak tertahan, petani hanya bisa nanak nasi buat makan, tanpa ada pauk di meja makan, tak ada uang tuk di belanjakan
Petani nan malang, ada beras tetap ga makan, bingung beras di jadikan uang, hingga makan tak berlauk paukkan
Kenapa demikian nasibnya?, Â ternyata petani takut sama ijon, takut pula pada tengkulak desa, saat padi hijau memaksa di belinya
Nasib petani disini menyedihkan, tak mampu menatap rembulan, apalagi lihat bintang berkedipan, hanya menatap awan-awan kegelapan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H