Rasa lelah telah membuatku tertidur di kursi kerja, Â sementara lembaran kertas di meja kerja, bertaburan ke lantai, entah angin apa yang membawanya beterbangan
Padahal ruangan ber AC, Â angin pun tak sebesar kipas angin, laptop yang sedari magrib di nyalakan, mendadak kehabisan batre, entah siapa yang mencabut kabelnya.
Rasa lelah dan ngantuk sungguh luar biasa, maklum buruh pada pejabat pemerintah, kerja malam hal yang biasa, dan tak bisa di bantah
Kembali terdiam memikirkan kata, Â "entah kenapa dan bagaimana bisa", atas peristiwa di malam yang tak biasa, terjadi saat mata baru saja membuka dari lelapnya
Namun saat seluruh isi kepala sedang bertanya pada raga, terdengar suara melangkah tepat di dekat jendela, aku pun terdiam tanpa kata, tanpa gerak maupun berburuk sangka
Sayup langkah terdengar menghilang begitu saja, aku pun kian bertanda tanya, Â langkah siapa di balik jendela, Â sementara sang penjaga sudah terbang bersama mimpi indahnya
Aku hanya bisa pasrah dan berdo'a, saat langkah kaki kembali mendekati jendela, tak berani ku menegurnya, Â apalagi menatap di balik jendela
Entah langka siapa, Â dan apa maksud tujuannya, hingga suara langkah raib aku masih tak berdaya, Â kecuali nyalakan laptop dan menulis puisi cinta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H