Mohon tunggu...
Kuwati Wati
Kuwati Wati Mohon Tunggu... Guru - Guru PAUD

Mencetak generasi unggul yang bermartabat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Anak Usia Dini di Masa Pandemi Covid-19

31 Oktober 2021   11:15 Diperbarui: 31 Oktober 2021   11:21 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa pandemi belum juga berakhir. Hal ini sangat berdampak pada dunia pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini di lembaga Taman Kanak-kanak. Masa pandemi ini mewajibkan setiap sekolah melaksanakan Belajar Dari Rumah (BDR) atau lebih dikenal dengan istilah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Disisi lain, anak usia dini sangat membutuhkan pendampingan belajar secara langsung dari guru. Tetapi mengingat sekarang masih pada masa pandemi, maka guru dan orangtua masih harus bersabar dan konsisten mendampingi putra-putrinya melakukan pembelajaran dari rumah. Anak usia dini yang aktif memerlukan pembelajaran daring yang menarik sehingga anak dapat tertarik dan fokus untuk belajar. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi guru untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi anak, walaupun dilakukan melalui jarak jauh dan kelengkapan serta sumber belajar yang terbatas.

Pembelajaran daring di Taman Kanak-kanak tidak sedikit yang memanfaatkan media WhatsApp group dan video call pada masing-masing anak secara terjadwal. WhatsApp group adalah aplikasi yang paling memungkinkan untuk berlangsungnya proses pembelajaran. Namun tidak semua siswa dapat mengikutinya karena masih ada beberapa siswa yang belum memiliki perangkat gawai android.

Dalam pembelajaran daring ini, guru mengirimkan tugas bagi anak melalui WhatsApp group untuk dikerjakan di rumah dengan pendampingan orangtua. Terlebih dahulu guru melakukan koordinasi dengan orangtua mengenai teknis pembelajaran daring yang akan dilakukan. Guru berupaya mengirimkan tugas yang menarik bagi anak dengan tidak hanya mengerjakan LK tetapi juga kegiatan-kegiatan bermain yang dapat dilakukan dirumah seperti senam, kegiatan praktik sederhana dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan dan tersedia di rumah masing-masing anak.

Kegiatan softskill yang selalu ditekankan oleh guru yaitu mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Guru memotivasi anak untuk menjaga kebersihan dan mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi seperti mencuci tangan dengan benar, selalu memakai masker, serta menjaga kebersihan anggota badan. Selain itu ada pula kegiatan membantu ibu memasak, membuat minuman sendiri, bekerjasama membersihkan rumah dengan keluarga, serta kegiatan keagamaan seperti sholat berjamaah dengan keluarga. Kegiatan-kegiatan tersebut tentunya menjadikan anak lebih dekat dengan keluarga dan kadang tidak menyadari bahwa sebenarnya melalui kegiatan yang anak lakukan dirumah sebenarnya ia sedang belajar. Hasil kegiatan anak nantinya dikirim oleh orangtua melalui WhatsApp group, sehingga anak-anak yang tergabung di group menjadi termotivasi ketika temannya sudah mengerjakan tugas dari guru.

Untuk media apersepsi, guru berusaha membuat video pembelajaran yang menarik bagi anak sehingga anak menjadi berminat untuk belajar. Dalam kegiatan jurnal pagi, guru melakukan video call kepada masing-masing anak secara terjadwal agar komunikasi tetap aktif secara dua arah dan untuk membimbing anak dalam hafalan surat-surat pendek dan doa-doa harian. Sebenarnya untuk dapat berkomunikasi dengan anak secara menyeluruh, guru dapat memanfaatkan media zoom atau google meet. Namun sebagian besar siswa belum memiliki perangkat yang memadai untuk mengakses media tersebut.

Pembelajaran daring yang selama ini dilaksanakan di Taman Kanak-kanak memiliki banyak sekali kendala dan hambatan dalam prosesnya. Faktor internet dan ketersediaan perangkat gawai sangat berpengaruh dalam kelancaran pembelajaran daring. Beberapa siswa ada yang belum memiliki perangkat gawai yang memadai sehingga ketinggalan informasi dan tidak dapat mengakses tugas dari guru. Kemudian ada pula yang kehabisan kuota internet sehingga tidak dapat menyimak informasi/pembelajaran dari guru. Dalam proses pembelajaran pada saat video call terkadang sinyal kurang stabil sehingga menyebabkan suara menjadi kabur  dan kurang jelas. Hal tersebut tentu sangat menghambat proses pembelajaran.

Selain hal diatas, pembelajaran daring juga menjadi tantangan tersendiri bagi para orangtua. Banyak orangtua siswa yang mengeluhkan kesulitan mendampingi putra putrinya dalam belajar karena mereka harus bekerja. Pembelajaran daring bagi anak usia dini membutuhkan pendampingan yang khusus dari orangtua karena anak belum bisa dibiarkan belajar sendiri. Mereka sangat membutuhkan bimbingan langsung. Kendala lainnya yaitu banyak orangtua yang kurang sabar ketika mendampingi belajar daring sehingga anak-anak tidak maksimal dalam belajar, bahkan ada yang tugasnya dikerjakan oleh orangtua hanya untuk memenuhi penilaian dari guru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun