Mohon tunggu...
Kutu Kata
Kutu Kata Mohon Tunggu... -

No comment

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Filsuf Dan Raja

18 Juni 2012   17:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:48 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Raja mendengar itu semakin marah.
Bakar!. Perintah raja kepada si penyulut api.

Si penyulut mulai menyulutkan api yang ada disusunan paling bawah. Api mulai menyebar.

Filsuf itu semakin semangat berteriak.

Apakah kamu pikir kamu akan hidup selama-lamanya wahai raja?.
Aku, kamu dan matahari adalah ada dari ketiadaan.
Yang pada akhirnya pun akan tiada kembali.

Api mulai menjilati kayu-kayu yang ditapaki filsuf itu.

Wahai raja, Kau bisa membakarku tapi tidak kata-kataku.
Ia akan tetap hidup, karena kata-kataku adalah cahaya yang akan membakar semangat rakyatmu. Selalu hidup dan terus hidup.

Kini tinggal puing-puing hitam dan abu sang pilsuf yang bertebaran di tiup angin.

Rakyat yang menonton mulai membubarkan diri. Pulang dengan membawa sedikit cahaya, sedikit api keberanian.

Dua tahun kemudian raja tersebut digulingkan oleh rakyat yang berani merubah nasibnya, berani melawan kesewenang-wenangan.
Sang filsuf telah pergi selamanya, walaupun tanpa monumen untuk mengingatnya namun kata-katanya terus menghujam pada jiwa-jiwa yang berani.

Kutu Kata, Filsuf Dan Raja, 19062012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun