Mohon tunggu...
Joko Bonyok
Joko Bonyok Mohon Tunggu... -

aku adalah lelaki

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mbah Ditawari Perawan, Gemblung Juga

19 Desember 2009   15:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:52 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mbah mau cerita pengalaman sejati mbah, pengalaman mbah menjadi duda ganteng, lihat profil mbah, senyuman mbah, senyuman maut, banyak gadis kesengsem sama mbah, gadis sekolah bau balsem. Memang dunia sudah gemblung, wong tuane mendukung gemblungnya mbah ini, mbah ngaca, mabah masih waras tapi bocah bau kencur bikin mbah gemblung betulan.

Walaupun mbah sekolah ndeso, gadis kuliah, gadis sekolah itu butuh makan, ekonomi ndeso bikin bacah2 itu tidak dapat membayar sekolah mahal. Bocah yang tidak mau pulang kedesa karena gengsi. Awalnya mbah mau nulung saja, kasian gadis cantik harus jual diri, mbah ditawari perawane, ditanggung ora nuntut, Rp 2,5 juta saja. Wah....krenyes krenyes makan perawan, mbah pas waras, mbah kasihan, ya wis kowe tak sekolahke timbang duit mbah buat kampanye, mendingan buat ngongkosi sekolahmu, kata mbah. Awalnya mbah tidak percaya dia masih perawan, testing2 mbah yakin masih perawan, testingan gemblung jangan ditiru.

Kiye bocah sekolah bener, selesai sekolah susah cari kerja, masih melarat juga, mbah suruh kuliah, manut, kuliah singkat biar dapet cepet kerja. Selesai kuliah singkat bocah ayu  bingung lagi cari kerja, mbah tolong lagi cari kerja, tapi mbah tidak kuat ngongkosi masuk PNS, uang pangkalnya Rp. 100 juta lewat lobby seperti modelnya DPR itu.

Mbah waras koq yang lain yang jadi gemblung,  ini bocah tidak punya bapak, bapaknya sudah meninggal, ngerti mbah ongkosi, ibunya nyerahkan anaknya sama mbah supaya diurus, terserah mau dikawini atau tidak. Ini gemblung betulan, mbah seperti dikirimi parsel perawan, dimakan runyem, tidak dimakan juga runyam. Untungnya iman mbah masih amin, masih kuat nahan iler, mbah coba carikan pasangan, bikin mumet wong maunya sama simbah, jatuh cinta sama senyuman si mbah.

Meladeni nafsu tidak ada habisnya, ekonomi Indonesia ternyata mempengaruhi moral, orang tidak lagi dapat membedakan mana yang pantas dan terpaksa mengesampingkan kepantasan karena ekonomi. Masuk dunia sekolah, masuk pula dunia hitam dibaliknya, sebuah keadaan yang luput dari perhatian karena ngumpet2.

Malem minggu yang indah bagi remaja, bikin hati mbah miris, dibalik itu ada anak manusia yang sedang begelut bertahan hidup, perawanpun menjadi dagangan. Kusak kusuk dunia prostitusi pelajar, ada penyalur perawan, tak tertangkap tangan tidak ada bukti, dunia hukum yang sulit menjangkau. Bagian lain dari plerak plerok mbah gemblung, pekerja publik tidak luput dari dunia itu. Lapangan kerja yang sulit, karunia Tuhan dimanfaatkan karena kepepet.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun