Mohon tunggu...
Joko Bonyok
Joko Bonyok Mohon Tunggu... -

aku adalah lelaki

Selanjutnya

Tutup

Politik

Konflik Yahudi Palestina, Jadikan Pelajaran.

28 Februari 2010   16:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:41 2665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

  [caption id="attachment_83361" align="alignleft" width="250" caption="Ane Frank"][/caption] Cerita tentang Ane Frank wanita keturunan Yahudi Jerman yang dilahirkan di frankfurt pada tanggal 12 Juni 1929 yang dibawa pindah ke Amsterdam pada 1933 akibat politik anti Yahudi Nazi dibawah pimpinan Adolf Hitler. Selama beberapa tahun harus bersembunyi dalam ruang bawah tanah menghindari kekejaman Hitler yang menginvasi Negeri Belanda. Hanya sekelumit kisah anak manusia yang harus menjadi keturunan Yahudi untuk mempertahankan hidupnya dari kekejaman Nazi Jerman. Cerita tentang Ane Frank ini telah pula mengilhami para produser film untuk mengisahkan kehidupannya. Begitu juga tentang kekejaman Nazi terhadap bangsa Yahudi ini yang meninggalkan sejarah hitam kekejaman kemanusiaan sepanjang sejarah. Jutaan nyawa manusia yang hanya karena berdarah yahudi oleh kamp penyiksaan yang dibuat oleh Nasi bibawah komando Hitler dan baru berakhir setelah kekalahan Jerman ditangan tentara sekutu. [caption id="attachment_83415" align="alignright" width="300" caption="Yahudi Korban Nazi Jerman"][/caption] Mungkin karena menjadi bangsa yang teraniaya itulah yang menumbuhkan semangat baru, semangat kemerdekaan  bangsanya. Sebuah bangsa tumbuh dari sebuah wilayah, begitu juga bangsa Yahudi, namun pertikaian masa mereka teusir dari tanah airnya, berdasar sejarah itu tumbuhlah gerakan zion atau kembali ketanah airnya. Gerakan Zion itu menumbuhkan kaum zionist begitulah sebutan kepada bangsa ini yang akhirnya mampu menguasai wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh bangsa Arab dan Palestina. Awalnya, hanyalah sebuah kelompok orang bersenjata yang berasal dari kaum Yahudi yang bergerilya untuk menguasai wilayah2 yang dikuasai bangsa palestina yang belum berbentuk negara juga. Selama hampir 60 tahun bangsa yahudi ini terus bergerak yang pada akhirnya mengundang semangat zionist setelah berakhirnya PD II. Gerakan ini berhasil merebut wilayah yang dikuasai bangsa palestina yang belum berbentuk negara yang pada akhirnya gerilyawan yahudi ini membentuk negara Israel pada tahun 1947.   Jika ditelaah dari sudut pandang sejarahnya, dahulunya kawasan sekarang yang diperebutkan Israel – Palestina adalah daerah kekuasaan kedua belah kerajaan, yaitu sebelah Utara termasuk Damaskus dikuasai oleh kerajaan David ‘Davids Kingdoms’ ( 970 SM ) sedangkan pada daerah Selatan dikuasai Oleh kerajaan Solomon ‘Solomon Kingdoms’ (930 SM ) hingga akhirnya penguasaan daerah tersebut tersatukan dalam kekuasaan ‘The Hasmonaean Kingdoms’ ( 167 – 142 SM ). Pada masa inilah bangsa Yaudi tercerai berai keseluruh penjuru, terutama kedaratan eropa. Sejalan dengan zaman kolonialisasi oleh bangsa eropa, bangsa inipun ikut menyebar di benua Amerika yang pada akhirnya memiliki peran yang cukup kuat dalam politik Amerika Serikat. Dengan dukungan Amerika Serikat, Israel terus memperluas wilayahnya bahkan memagari wilayah yang dikuasainya itu yang secara langsung mempersulit ekonomi rakyat palestina. Jika kita lihat sejarah pembagian wilayah kerajaan pada masa lalu, kemungkinan besar akan terus memperluas wilayah sampai tercipta sebuah imperium "David" yang baru. Kekuatan militer Israel bukanlah tandingan bangsa Palestina atau Arab sekalipun, israel bak malaikat pencabut nyawa bagi bangsa palestina. Dunia terus berputar setelah melewati 2000 tahun berlalu, bangsa Yahudi kini menjadi bangsa yang mengusir yang sebelumnya menjadi bangsa terusir dan teraniaya. Pertikaian antar bangsa yang sudah berlangsung sejak sebelum kelahiran ajaran Islam bahkan Kristen itu, bagi umat muslim telah dipandang sebagai penindasan terhadap Islam. Pertikaian antara Bangsa Palestina dan israel terus berlangsung, penyerangan jalur gaza yang dilakukan israel beberapa waktu yang lalu telah banyak menimbulkan korban di pihak palestina. Bangsa Palestina saat ini mengalami penindasan dan kekejaman oleh bangsa yahudi, berbalik keadaan dengan nasib bangsa Yahudi yang teraniaya oleh Nazi Jerman. Namun sikap israel yang terus merubah tapal batas dan tidak mengindahkan kesepakatan internasional dipandang sebagai bentuk penjajahan terhadap bangsa palestina. Namun lebih dari itu konflik antara kedua bangsa tersebut hanyalah dapat diselesaikan oleh kedua bangsa yang bertikai, pemihakan hanya akan memperluas konflik.  Pembunuhan petinggi Hamas di Dubai, Uni Emirate Arab ( UEA ) yang diduga didalangi oleh agen Mosad adalah bagian lain dari komflik tersebut yang tidak pernah berakhir. Belajar dari konflik Yahudi Palestina, pertikaian dua bangsa yang sulit didamaikan, nasionalisme yang mengental itu saling berkelahi tanpa ada pihak yang mampu mendamaikan. Beruntung kita hidup dalam sebuah negara yang damai walaupun berbeda keyakinan dan ada istiadat tetapi mampu bertahan dalam sebuah negara kesatuan. Beda pendapat adalah lumrah, tetapi jangan sampai perbedaan pendapat tersebut menjadi benih perpecahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun