Mohon tunggu...
alexa setia
alexa setia Mohon Tunggu... -

hanya seorang lelaki yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aku Merasa Takut Waktu Naik Kereta Itu

2 Oktober 2010   16:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:46 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sering sekali aku naek kereta api, pekerjaanku di Jakarta yang membuatku terpaksa harus menjalani rutinitas naek kereta api. Bukan main-main Jakarta surabaya sudah biasa tiap bulan, dari kereta kelas eksekutif bahkan ekonomi sekalipun semua sudah aku rasakan. Tidak masalah jika yang jadi tumpanganku kereta kelas eksekutif atau bisnis, tapi jika terpaksa harus naik kereta ekonomi karena kantong lagi tipis ya minta ampun rasanya. Kondisi kereta ekonomi susah di bayangkan, seolah-olah sekali saja tidak akan mau lagi naik kereta ekonomu, tapi jika kondisi memaksa lagi ya mau gimana lagi.

Kereta api yang menjadi pilihan untuk perjalanan pulang dan pergi bagi banyak orang semakin di gemari, karena yang anti macet walaupun sering terlambat dan ga sebentar terlambatnya. Karena itu kian hari penumpang kereta api semakin rame aja. Selain itu harga tiketnya juga relatif terjangkau walaupun penumpang di dalam kereta bercampur aduk bagaikan sayur urap, penumpang kereta tetap setia bahkan semakin banyak.

Saat ini yang paling parah dari kereta api memang jumlah penumpang yang seharusnya melebihi kapasitas tetapi malah dibiarkan saja, bahkan berjubel hingga ke atap kereta, memang sih lebih nyaman diatas atap kereta, karena di dalam gerbong juga rasanya pasti seperti roti dipanasin dalam oven. Tapi entah siapa yang bertanggung jawab terhadap keselamatan mereka, karena mereka melakukan itu juga karena terpaksa. Tidak adanya transportasi yang mampu memulangkan dan menjemput mereka dengan aman dan nyaman membuat mereka para penumpang kereta seolah berbuat nekad asalkan mereka bisa sampai rumah atau tempat tujuan mereka.

Dan kali ini kereta lagi-lagi membawa petaka, entah apa yang salah sehingga selalu terulang dan terulang hal yang menakutkan ini. Argo bromo yang melintas dari jakarta itu telah membawa petaka bagi kereta lainnya, senja utama. Berita tentang kereta yang terguling, kereta yang bertabrakan sudah sering sekali terdengar membosankan, dan tidak lagi mengagetkan.

Sampai kapan kodisi kereta api akan terus seperti ini, tidak ada yang bisa menjawabnya. Sepertinya belum ada rencana bahkan angan-angan untuk memperbaiki kereta api dari yang berkewajiban untuk mengurusi hal seperti ini. Mereka yang punya tugas ini seolah-olah sudah lama rabun matanya melihat pengguna kereta yang bertingkah nekad seperti itu. Bahkan pemerintah juga biasa saja dengan rakyatnya yang sengsara seperti itu, entah sampai kapan akan seperti ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun