Kali ini saya berkesempatan untuk mengunjungi Venezia, yang terletak di bagian Utara Italia. Kota ini memang terkenal dengan kanal-kanalnya yang berfungsi sebagai pengganti jalan raya. Jangan harap melihat mobil di kota ini, mobil dan bus adanya cuma di daerah khusus seperti terminal bus / tempat parkir di dekat stasiun sentral Venezia yang bernama Santa Lucia. Selebihnya, angkutan transportasi adalah perahu boat, bus air (Vaporetto) dan gondola.
Saya datang ke Venezia lewat airportnya yang memasang nama besar (bekas) penghuni Venezia yang terkenal : Marco Polo. Dari airport yang terletak di daratan Mestre ( dataran utama Venezia, yang terpisah dari Venezia dengan jembatan), ada empat macam transport yang bisa digunakan oleh pengunjung :
- Water bus yang dikelola oleh Alilaguna
- Bus cepat dari airport
- Bus biasa
- Water taxi
Saya kebetulan memilih untuk menggunakan bus cepat airport yang bertarif sekitar 6 euro (lupa persisnya) dan di airport pula saya membeli pas untuk Vaporetto untuk 48 jam (bebas naik Vaporetto) seharga 30 euro. Kenapa cuma 48 jam? Ya karena saya hanya di Venezia untuk 3 hari dua malam saja. Harga sekali naik Vaporetto adalah 6 euro, jadi kalau ingin menjelajah kota ini tanpa harus merogoh kocek tiap kali naik water bus ya hematnya beli pass ini. Dari harganya sudah jelas kelihatan bahwa Venezia jauh lebih mahal daripada kota2 di Italia yang lain. Alasannya karena kota ini hidupnya 100% dari turisme. Penduduk Venezia asli memilih untuk "mengungsi" ke daratan utama yang bernama Mestre, dan Venezia sendiri populasinya mungkin hampir 99% turis.
Venezia adalah kota yang fotogenik. Tidak perduli mau difoto dari sudut mana, selalu kelihatan cantik, dan unik. Tidak usah repot2 membawa peta, karena kota ini sangat kecil dan bisa ditelusuri dengan jalan kaki / naik water bus. Kalaupun tersesat selalu ada papan petunjuk dimana2 yang menunjukkan kearah mana kita seharusnya jalan.
Di Venezia, janganlah punya banyak rencana. Jalan-jalanlah sesuka hati, beloklah ke mana kaki membawa, dan tempat2 menarik pun akan terlihat.
Jika lelah jalan kaki atau malas naik water bus, bisa mengasuh di kafe2 unik yang bertebaran di setiap "gang" kota ini. Tempat eskrim yang dalam bahasa Italia nya "gelateria" juga menjual "gelato" bikinan rumahan yang rasanya luar biasa untuk harga yang cuma 2-3 euro per cup. Jangan lupa jalan2 ke Piazza San Marco, dengan katedral mewah dan alun-alun yang biasanya di penuhi oleh turis
Jika sudah bosan memutari Venezia, mungkin ada baiknya jalan2 ke pulau2 di sekitar Venezia: Murano, Lido, Mazzorbo adalah salah satunya. Tidak usah membayar ekstra jika mempunya pass untuk vaporetto, asal passnya masih valid. Saya sendiri memilih jalan2 ke Burano, pulau kecil yang bangunanya warna warni:
Disana, enaknya sambil menyesap kopi di kafe pinggir jalan dan menikmati sinar matahari yang masih terang di Italia (tempat tinggal saya di Denmark sudah keburu dingin dan gelap). Suvenir khas kota Burano ini juga pantas untuk dipilih-pilih, kebanyakan adalah kain bordiran yang berupa macam2, taplak meja, syal, gaun dst. Selayaknya waktu paling pas ke Venezia adalah pas karnaval tahunan tapi pasti kotanya penuh dengan turis. Menurut saya, ya waktu akhir musim gugur adalah paling pas ke kota ini, hawanya sejuk, matahari masih ada dan bersinar terang dan tidak terlalu banyak turis, jadi bisa puas jalan2 kesana kemari. Sekian dulu cerita saya tentang Venezia, moga2 bisa menjadi inspirasi untuk pembaca untuk jalan2 kemari.
Semua foto disini adalah milik pribadi. Mohon minta ijin bila ingin menggunakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya