Mohon tunggu...
Zainul Kutubi
Zainul Kutubi Mohon Tunggu... Administrasi - Menceritakan sesuatu lewat tulisan

Suka menulis puisi di tumblr: tulisanzainn.tumblr.com | ig: @zkutubi | twitter: @Al_kutub | Email: Al_kutub@ymail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Refleksi 91 Tahun Persija, Sinergi Antar Elemen Membawa pada Kejayaan

29 November 2019   14:40 Diperbarui: 29 November 2019   21:29 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bambang Pamungkas mengibarkan bendera  diperayaan hari ulang tahun Persija yang ke-91 (sumber gambar: instagram/jakonline01)

Juara yang telah lama dinanti-nantikan, karena Persija terakhir kali mengangkat piala pada tahun 2001, kala itu Bambang Pamungkas dan kawan-kawan berhasil menjuarai liga Indonesia 2001.

Bayangkan berapa lama waktu untuk menunggu Persija mengangkat piala lagi?, 17 tahun bukan waktu yang sebentar. Seperti yang kita ketahui pada 2001 memang hubungan Persija dan Gubernur DKI Sutiyoso bisa dikatakan mesra, tak dipungkiri pada era itu prestasi Persija memang bagus, ketika tidak juara paling tidak selalu masuk 5 besar liga Indonesia.

Namun, setelah era itu komunikasi antara Persija dan Pemprov seakan terhenti dan berjalan kurang fokus. Mulai dari era Fauzi Bowo, Joko Widodo sampai Ahok tidak ada sinergi antar kedua belah pihak.

Setelah era itu praktis Persija selalu kesulitan menembus papan atas. Terlebih tahun 2012 sampai 2014 adalah masa-masa sulit Persija. 

Sponsor terbatas, Sering berkutat di papan tengah bahkan cenderung ke papan bawah, tidak diizinkan main di Ibu Kota oleh pihak keamanan, sampai masalah tunggakan gaji pemain. Menjadi warna tersendiri kala itu.

Masalah-masalah tersebut akhirnya dapat diselesaikan medio 2017-an, Persija menjadi klub yang ramah dan terbuka dengan melakukan sinergi terhadap semua lini yang terkait. 

Mulai dari menjalin komunikasi terhadap suporternya secara persuasif, aktiv menjalin komunikasi oleh Pemprov dan pihak Kepolisian, serta menjalin kerjasama antar stakeholder sepakbola Jakarta. Menjadikan Persija menyatukan elemen-elemen penting dalam rangka eksistensinya di liga Indonesia.

Bagaimana dengan tahun 2019 ini?, prestasi Persija seakan seperti yoyo setelah di 2018 meraih banyak gelar, kemudian tahun berikutnya jatuh dan bergulat untuk keluar dari zona degaradasi.

Banyak faktor memang yang mempengaruhinya. Mulai dari pergantian Direktur Utama Persija di detik-detik menjelang  kick off  liga 1, dua kali ganti pelatih di 2019, sampai inkonsistensi pemain asing di awal musim.

Samapai tulisan ini dibuat Persija masih berkutat di papan tengah liga 1 2019, dengan 38 poin dari 29 kali bermain membuat anak asuh Adson Tavares menduduki peringkat ke-11. Butuh proses memang, pergantian kursi pelatih sampai pimpinan klub membuat arah dan kebijakan bergati pula.

Namun, menurut kacamata saya di 2019 ini setidaknya Persija masih sedikit sukses, tatkala bisa berlaga di AFC Cup (kompetisi kasta kedua di kawasan Asia). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun