Sajakku hanya pengantar rasa di antara bumi dan sari patinya
pecinta aroma kerinduan dari langit
pendekap rasa dingin untuk sebongkah rasa malu
dan akar dari kemilau pelangi di malam hari...
syair itu pun berfitrah atas nama kebohongan
membalut bisu di antara segumpal daging merah sang penyair
akhirnya, setengah dari kerinduanku
terpanggang di atas seremonial sang kemunafikan
"Resonansi Lama; August 02, 2010"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H