Mohon tunggu...
M. Ahmad
M. Ahmad Mohon Tunggu... -

good

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Emplok Cendol Neng Maya

28 Januari 2012   02:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:22 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era globalisasi seperti sekarang ini, media internet merupakan salah satu kebutuhan yang tak terelakkan lagi. Hal ini terjadi tidak lain karena fungsi internet yang sangat mendukung kebutuhan zaman. Dimana segala sesuatu harus serba cepat, internet merupakan sebuah solusi yang tepat untuk menjawabnya. Sekarang ini, dengan perkembangan teknologi website, pengguna internet bisa membuat blog untuk menyimpan gagasan atau tulisannya dalam blog. Atau hanya sekedar menuliskan komentar atas tulisan orang lain. Dari komentar atau gagasan yang tersimpan dalam media internet, tercipta sebuah interaksi sesama pengunjung situs tersebut. Interaksi ini lambat laun berkembang menjadi sebuah forum diskusi.

Ada prasyarat tertentu yang harus di penuhi seseorang ketika memasuki sebuah komunitas atau forum baru. Selain minat yang sama, calon anggota itu harus cepat beradaptasi dengan peraturan dan kebiasaan berbahasa yang berlaku. Salah satu dari kebiasaan berbahasa yang menjadi identitas sebuah situs adalah penggunaan jargon. Tiap anggota dalam sebuah situs forum komunitas kerap kali menggunakan jargon yang hanya dimengerti oleh anggota-anggotanya. Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata jargon didefinisikan sebagai kosakata khusus yang digunakan dalam bidang kehidupan (lingkungan) tertentu. Adapun jargon yang biasa digunakan oleh para anggota forum dalam berinteraksi misalnya kata bata merah, cendol,dan (a)gan (juragan).

Cendol adalah penganan yang dibuat dari tepung beras yang dibentuk dengan penyaring, kemudian dicampur dengan air gula dan santan (KBBI). Jargon ”cendol” berasal dari GRP (Good Reputation Point) yang ditandai dengan kotak kecil yang berwarna hijau yang terletak dibawah avatarnya. Warna kotak kecil hijau inilah yang mengilhami munculnya jargon ”cendol”. Cendol di sini maksudnya adalah reputasi yang diberikan oleh satu member ke member lainnya. Semakin tinggi reputasi seorang member di sebuah forum maka dia akan semakin dipercaya oleh member lainnya. Dipercaya maksudnya sudah memiliki reputasi yang bagus seperti dalam hal menjual suatu barang di forum tersebut, maka segala postingan threadnya (tulisan) akan semakin banyak diminati dan kemungkinan orang untuk membeli barang yang dia tawarkan/jual akan semakin tinggi. Apa itu bata merah? menurut KBBI, bata merah adalah tanah liat yang diaduk samapai halus, kemudian dicetak, dikeringkan, lalu dibakar (dipakai untuk membuat dinding). Yang dimaksud bata merah disini yaitu kebalikannya dari cendol, identik dengan BRP (Bad Reputation Point). Bata merah biasanya akan diberikan oleh member lain ketika seseorang berbicara jorok, kasar, berisi unsur SARA atau segala sesuatau yang tidak menyenangkan. Penggunaan jargon “agan” biasa digunakan untuk memanggil member yang lain dengan tidak mengenal kasta sosial. Kata ”agan” ini akan membuat interaksi antarmember lebih akrab dan sekaligus menimbulkan simpati dari member lain. Sehingga mampu mempercepat proses pembauran diri dalam komunitas tersebut. Hal ini berbanding terbalik dengan pengertian ”agan” (juragan) seperti yang tertulis dalam KBBI, juragan adalah sebutan orang upahan terhadap majikan; tuan atau nyonya. Penggunaan jargon ”agan”ini kerap digunakan di luar forum internet. Seperti di tempat-tempat umum dengan suasana informal seseorang sering menggunakan kata “gan” atau “sob” untuk memanggil temannya. Kecenderungan penggunaan jargon ini dapat dipahami pula sebagai usaha seseorang untuk lebih cepat mengakrabkan dirinya dalam kelompok tertentu. Hal ini kerap dilakukan oleh seseorang untuk mempermudah intergrasi/pembauran diri dalam sebuah komunitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun