Langit kota Jakarta mulai meraung-raung tak karuan kilat,petir yang terdengar diikuti anginkencang diujung jalan ditepian kafe, berusaha menerangkan akan terjadi hujan lebat di jakarta dan sekitarnya,menyadari mengambil jalan yang salah laura telah empat jam berkeliling ia terus berputar-putar pada satu jalan yang sama,hal itu bertambah buruk ketika hujan semakin besar,dengan sekuat tenaga berusaha menahan rasa dingin dan ponselnya tak dapat menangkap sinyal,Laura yang melihat salah satu sudut melihat kafe bercahaya mendekatinya,saat melihat terlihat papan bertulisan close(tutup)
Bagian Kedua
Nine Eleven
Wajah kafedikawasan Bundaran HI ,begitu sibuk terlihat pengunjung kafe shop begitu penuh tak tampak satu pun meja yang kosong setiap meja diisi 2,3,sampai enam orang,di iringi lagu khas Indonesia yang lagi hits,diantara kesibukan aktifitas café,seorang pegawai perempuan bernama Sandra terlihat sibuk mengantarkan menu minuman yang dipesan pengunjung sesekali ia harus menembus kursi-kursi yang membuat sesat ketika ia meletakan pesanan diatas meja,dibalik meja kasir pemilik kafe shop milik Tukul Peletok sedang menghitung rupiah yang masuk dalam brangkasnya.Setelah menghitung rupiah yang masuk kedalam brangkas matanya terus mengawasi karyawannya yang berjulan enam orang dengan sedikit melotot, Tukul memanggil salah satu karyawan yang lagi duduk menuju dapur dengan lirik.
Tukul’Masih ingin kerja nggak sih?”dengan mata melotot bibir yang hampir jatuh.
Rangga’Masih…pak>>>masih pak tukul!
Tukul’Kalau masih mau kerja disini yang serius dong kerjanya.dari tadi aku perhatikan kamu hanya duduk-duduk bengong aja!”
Rangga’Bukan begitu pak!!
Tukul’Jangan panggil saya bapak! Emang udah tua apa?
Gini-gini masih Bujangan tau!
Panggil saya mas!
Rangga’Baik pak! Bukan mas Tukul!
Tadi itu pelanggan lama banget melihat menu.ya,daripada nyempitin jalan mendingan aku duduk sampai dipanggil lagi.
Tukul’Itu alasan monyet! Udah kuno! Ini peringatan ke 13.emang 200ribu perhari itu saya kasih gratis,enak-enaknya bersantai ria dijam kerja!!! Ngerti nggak ???
Tukul melototkan mata dan bibirnya hampir jatuh dan meninggalkan Rangga dengan membanting pintu dapur,dengan setengah meledek,Rangga mengikuti dan memperagakan bibir Tukul,Sandra yang sedang membuat minuman pesanan para tamu tertawa kecil,Rangga kemudian sibuk disamping Sandra.!
Sandra’Napa kamu? Ikut-ikutan si bibir seksi itu,hehehe….
Mungkin ia iri karena ketanpananmu!
Rangga’Kalau emang iri jangan begini begitu dong?maunya apa sih!
Ini salah itu salah!
Sandra’Jadi serba salah dong! Hahaha.
Sandra yang begitu cantik,seksi dan mempesona tertawa mendengar ocehan sahabatnya itu,kemudian ia kembali melanjutkan membuat minuman pesanan berikutnya yang telah mengantri.dengan tatapanyang mengoda
***
Nine eleven
Laura yang telah satu minggu berada di kota Jakarta,ia mulai berkeliling ke lokasi yang akan menjadi tempatnya sehari-hari selama berkuliah di UI University.Laura yang ditemani Lenna,mereka menyelami semua sudut kota Jakarta dalam satu hari,Mall,kampus perpustakaan dan restoran tradisional Indonesia yang berada dikawasan tebet. menjelang sore usai pulang dari kampus laura meminta untuk diturunkan dipinggirjalan dan membiarkan dia untuk mencari sendiri jalan pulang.
Mobil berhenti disamping jalan dengan lampu kiri menyala-nyala.
Lenna’ Kamu yakin mau saya turunkan disini?”
Laura’Yup…. Thanks buat hari ini,lenna..!
Lenna’Baiklah jika itu keinginanmu! Bila terjadi apa-apa tolong hubungi saya!
Laura’Tenang! Saya hapal semua nomer kontak kamu…!”
Oke, bye!
Lenna’ Bye!”
***
Lenna dan Laura berpisah,Laura menjinjing tasnya sambl berjalan menyusuri arah yang sama dengan beberapa orang yang mungkin mempunyai tujuan yang sama,ia memandang setiap sudut jalan,berusaha mengingat-ingat setiap jalan yang pernah ia lalui hingga sampai di apartemenya,ini adalah pertulangan pertama di jalan Jakarta.
***
Sunset mulai terbenang,lampu gedung mulai menyala,malam mulai menjemput.Suasana makin macet,seperti biasanya nine elevenakan sepi dipukul dua dini hari. disaat seperti ini giliran piket yang sudah tersusun rapi,Sandra berusia 23 tahun mendapatkan jadwal piket,kini ia sedang mengangkat kursi-kursi,mengambil kain pel dan mengepel lantai, tukul mendekatinya dengan berjalan perlahan-lahan dan sesaat kemudian terjatuh karena lantai yang lincin.
Tukul’Gimana sih kamu!
Sakit tau!
Kalau pinggang ku patah kamu mau pinggangmu aku patahin!
Sandra’Salah bapak sendiri sih tau lagi ngepel nggak hati-hati!
Tukul berdiri dan masih merasahkan sakit dipantatnya,karena kecantikan,pesona yang dimilik Sandra, Tukul mengurung rasa amarahnya!
Tukul’Cengar-cenger kekekan lagi!
Saya mau pulang dulu.
Kafe dikunci dengan benar,perhatikan dapur,matikan gas yang menyala,semua yang mendukung penghematan tolong diperhatikan sekarang lagi jamanya krisis pengeluaran harus dihemat semungkin-mungkin.
Sandra’Iya!om tukul yang manis!
Sandra juga minta maaf!
Tukul’Jangan begitu ah! Jadi nggak tahan!
Awas kamu kalau sampe nggak beres!
Tukul berlalu meninggalkan kafe,cuaca yang mendung dengan suara rintik-rintik hujan dan kilat kecil semakin lama semakin laju dan cepat,Jakarta mulai dipenuhi air hujan.Sandra kembali pada tugas piketnya,ia sendirian didalam kafe,Rangga sahabatnya yang telah membersihkan bagian dapur,keluar dengan tas,payung untuk cabut lebih dulu!
Rangga’Sandra aku balik dulu…selamat piket ria! aku tidak bisa membantumu lebih banyak sekarang aku ada keperluan.
Sandra’Tidak apa-apa!
Titi kamal,diluar hujan deras!
Rangga’Seharusnya yang titikamal itu kamu! Bukan aku!
Bagus dong kalau hujan kan jadi bias bermain hujan dengan ria!
Sandra’Masih mau terima gaji nggak dengan si bibir seksi itu!
Rangga’Uang segitu Cuma cukup beli singkong sama ubi doang!
Simpan saja ocehanmu itu!
***
Sandra dan Rangga bersahabat baik sejak mereka bergabung di nine eleven milik mas Tukul yang menjadi pelawak kaya dengan acara empat mata dan diganti menjadi bukan empat mata setelah mendapat kecaman dari KPI, karena acara nyeleneh malamnya yang tidak mendidik!Sandra dan Rangga bekerja separuh waktu untuk menambah uang kuliah yang semakin mencekek,dan biaya hidup di jakarta yang tergolong mahal,satu-satu yang membuatmereka bertahan di nine elevenadalah rasa rindu dan cinta mereka kepada kedua orang tua mereka, di kampong halaman.Sandra berasal dari bangka belitung dan Rangga berasal dari Ujung Pandang!
***
Langit kota Jakarta mulai meraung-raung tak karuan kilat,petir yang terdengar diikuti anginkencang diujung jalan ditepian kafe, berusaha menerangkan akan terjadi hujan lebat di jakarta dan sekitarnya,menyadari mengambil jalan yang salah laura telah empat jam berkeliling ia terus berputar-putar pada satu jalan yang sama,hal itu bertambah buruk ketika hujan semakin besar,dengan sekuat tenaga berusaha menahan rasa dingin dan ponselnya tak dapat menangkap sinyal,Laura yang melihat salah satu sudut melihat kafe bercahaya mendekatinya,saat melihat terlihat papan bertulisan close(tutup)
Sandra mengurungkan niatnya.
Sesekali melirik kedalamruangan kafe dari kaca dinding yang dapat melihat isi ruangan didalam kafe.Tidak ada kegiatan hanya seorang wanita yang sedang mengepel lantai dengan televisimenyala begitu saja,perempuan itu adalah Sandra.
Hujan tidak sampai ke dalam pintu masuk kafe,karena kafe yang dilengkapi dengan tribune yang berukuran dua meter dari jarak dinding. Laura memilih berteduh ditempat itu hingga hujan reda dengan tubuh dan gigi yang mengigil.sesekali ia melirik kedalam kafe.
Sandra yang sedang sibuk memindahkan kursi mulai menyadari seseorang diluar sana yang menutupi kaca dinding café,ia berhentisejenak mengintip lebih dekat.terlihat Laura yang sedang kedinginan,Sandra merasa hiba ia membuka pintu café suara hujan danpetir terus bergejolak,Sandra mendekati Laura,dia memperhatikan wajah putih,rambut pirang dan hidung mancung terlihat pucat.
Sandra’ Hey! You masuk yuk!
Disini dingin,
Teriak Sandra.
Laura terlihat samar-samar mendengar suara yang menuju arahnya,sandra sekali lagi berteriak.
Sandra’Come here…masuk kedalam saja…!
Laura’Kamu yakin nggak apa-apa didalam!
Sandra’Aku yang jaga malam disini.ayo cepaat kesini, Gede nih hujanya!
Larua menarik napas panjang,dia mengambil keputusan masuk kedalam ruangan kafe. Baju hingga tasnya basah kuyup,Sandra hanya tersenyum kecil. Ia menayadri tugas piketnya akanberulang lagi.
Sandra’Duduk saja
Bentar saya ambilin handuk dulu.
Laura hanya tersenyum.
Beberapa saat kemudian muncul dengan sebuah handuk.Laura sedikit malu memakai handuk untuk mengeringkan tubuhnya yang basah!
Sandra’Jangan malu-malu
Gunakan saja.
Lebih cepat lebih b aik.
Laura’Thanks’
Rambut Laura mulai kering walau bajunnya masih basah ia melihat keadaan lantai yang kotor kembali,ia tampak enak hati.
Sandra’ Nggak apa kok!
Bisa dibersihkan lagi kok silahkan duduk!
Dengan berhati-hati Laura duduk kakinya yang lemas kerena perjalanan panjang mencari apartemenya,sandra tertawa kecil melihat bule didepanya dengan tingkahnya!
Sandra’ By the way…, mau segelas kopi?kebetulan saya mau buat! Cukup buat menghangatkan tubuh!
Laura’Boleh jika tidak merepotkan!
Sandra’Ya sudah kalau begitu..tunggu saya kedapur dulu!”
***
Laura menatap wanita yang murah hati,murah senyum itu dengan senyuman,ia tak pernah berpikir mendapatkan kemurahan hati dihari-hari pertamanya di indonesia,terlebih orang yang berlain Negara denganya,tubuhnya yang menggigil kedinginan,tangannya memucat dan mengerut,ruangan yang asing membuatnyanyaman,semua ruangan yang berciri tradisional dan photo-photo pelawak Indonesia.
Ketika sedang asik menatap foto-foto yang terbingkai rapi,Laura merasa pandanganya mulai memudar dan gelap,ia mulai terlihat gelap kepalanya pusing sesaat kemudian sandra keluar dari dapur Laura telah tergeletak dilantai pingsan,ia berusaha menyadarkan Laura yang belum ia kenal namanya.
Hey,hey…kamu kenapa?sadar! hey! Teriak sandra!
***
Teriaknya yang tak didengarkan oleh Laura yang telah tak sadarkan diri walau masih mendengar samara-samar panggilan itu.Sandra tidak punya pilihan lain ia berdiri mendekati telpon dan menelpon rumah sakit yang terdekat,beberapa menit kemudian mobil ambulans tiba dengan segap tubuh Laura diangakt masuk ke dalam ambulance yang tak jauh dari Tukul kafe shop"NINE ELEVEN".
kamar khusus yang disediakan oleh rumah sakit menjadi tempat beristirhat Laura.Dokter memeriksa sudah memberitahui penyembap ambruknya pasien adalah kelelahan,dengan sabar,Sandra menjaga Laura hingga Laura terbangun dari tidurnya.Laura sedikit bingung dengan keadaannya yang berselimutkan hangat pakaian serba putih layaknya persakitan.
Mata Laura menatap langit-langit ruanganya,disampingnya Sandra sedang membaca sebuah majalah kartini ia masih belum mneyadari Laura telah sadarkan diri dan terbangun,ketika mencoba untuk bangkit,sandra tersadar dengan tersenyum dan tertawa.
Hei uda bangun ya?” Tanya Sandra yang membuat Laura bingung
Luara’Kamu siapa ya?
Sandra’Oh,lupa ya? Kamu nggak ingat? Aku pelayan kafe!”
Laura berusaha mengingat dan tersadar siapa Sandra!
Sandra’Kamu tadi pingsan di kafe makanya saya bawa kamu kesini!”
Luara’Begitu ya!
Sandra’By the way…, saya Sandra,sorry ya,
Tadi saya lancing membuka dompet kamu buat masukin data pasien di ruang administrasi.”
Laura’Nggak apa-apa,saya Laura,sorry jadi merepotkan kamu!”
Sandra’it’s oke!
Saya sulit mencari sanak saudara kamu makanya saya menunggu hingga sadar dan kamu terbangun,sekarang kamu sudah bangun,saya mau undur diri dulu!
Soalnya masih ada yang belum dibereskan dikafe!
Laura’ Maaf banget deh, udah bikin kamu jadi ribet.Saya memang sendirian disini… jadi nggak ada siapa-siapa!
Kalau kamu mau balik silahkan saja dulu…
Saya bisa mengurus semuanya sendiri kok sekarang!”
Sandra’ bangkit dari kursi dan tersenyum
Sandra’Ya uda,kalau gitu saya balik ya,…”
Laura’Ya.sekali lagi thanks…nanti kalau saya telah baikan
Saya akan traktir sebagi balas jasa,boleh?
Sandra’Boleh-boleh hehehe……….!
Laura’Saya akan pasti datang mencari kamu lagi!
Sandra terlihat terburu-buru keluar dari ruangan,Laura menatap wanita baik hati itu dengan senyuman,ia seolah-olah tak percaya seramah itu kah penduduk Indonesia,
Sandra kembali kekafe melihat jam menunjukan pukul 3 dini hari,setelah membereskan pekerjaanya ia mengambil tas gembok dan mengunci kafe dan berlalu dengan sepeda motor mionya menerobos dinginnya sisa-sisa hujan untuk menuju rumah kosnya yang tak jauh dari tempat kerjanya!
****
BERSAMBUNG.............
PART 1 http://fiksi.kompasiana.com/drama/2011/12/27/acche-dosta1the-best-friends/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H