Daun maple berwarna coklat itu pun jatuh. Meninggalkan daun-daun maple lainnya yang masih berwarna merah, kuning, hingga merah kecoklatan. Diantara puluhan pohon maple yang ada di kota tua (Altstadt) Bern, Switzerland. Beberapa daun jatuh di aliran Sungai Aare berwarna hijau tosca yang mengalir tenang. Paduan warna merah, kuning, hingga merah kecoklatan itu memberi nuansa romantis. Ditambah hawa dingin akhir November yang menyelimuti kota, menjadikan setiap orang mencoba mencari kehangatan suasana dengan orang-orang tercinta. Autum leaf begitu romantis di kota tua Bern, Switzerland.
Pagi di kota tua Bern, Switzerland masih terlihat lenggang. Baru dua bus pariwisata parkir di bahu jalan yang sedikit mendaki, dekat jalur utama masuk kota tua warisan dunia ini. Matahari tak sanggup menembus mendung yang menutupi sinarnya sejak fajar tadi. Saat itu hujan gerimis total menguasai kota tua Bern.
Suasana sendu di pagi ini tak membuat surut niat kami mengeksplorasi kota tua yang di dalamnya berkisah panjang tentang sejarah kota. Dari nama kota, sungai Aere yang mengelilingnya di tiga sisi, gaya arsitektur, air mancur di tengah jalan kota, rumah Albert Einstain, Jam kota yang ikonik, gereja tua, jembatan batu tua, arcade lorong kota, hingga gedung parlemen.
Dari titik kami berdiri di atas jalan mendaki, persis di ujung depan semenanjung kota, terlihat wajah kota tua Bern yang indah. Di sisi kiri terlihat sebuah bangunan yang berfungsi sebagai restaurant dan menjual souvenir serta cendramata.
Di dalamnya pun tersedia “rest room” ruang yang membuat nyaman bagi yang sudah sangat “membutuhkan untuk dikeluarkan”. Percayalah, dalam kondisi dingin seperti ini, “Rest Room” menjadi tempat idaman bagi banyak peserta tour, terutama yang sudah paruh baya.
Persis di depannya ada sebuah bangunan bulat. Tanpa atap, hanya dinding semata. Walaupun ada bagian kecil bangunan yang berbentuk sederhana di salah satu sisi lingkarannya. Bangunan bulat sedalam kurang lebih 10 meter itu banyak dikelilingi turis yang melihat ke dalam. Beberapa balok batu disusun acak menumpuk di tengahnya. Sebuah pohon besar dan dua pohon kecil terlihat sengaja ditanam untuk memberi kenyamanan penghuninya.
Penghuninya adalah Beruang Coklat besar. Yang dengannya kota Bern diberi nama untuk kali pertama oleh Duke Berchtold V saat berburu di hutan. Ia bersumpah untuk memberi nama kota yang dibangunnya dengan memberi nama binatang pertama yang dilihat. Nama “Bern” diambil dari “Bear”. Beruang, binatang buruan yang pertama dilihat Duke Berchtold V.
Keberadaan beruang coklat di kandang bulat besar di depan “gerbang” kota, yang kini menjadi ikon kota Bern, menjadi “Reminder” bagi setiap orang yang mengunjungi kota Bern akan asal nama kota tersebut.
Sungai Aare dan Jembatan Penghubungnya