Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentadaburi Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penghuni Kamar 1113

7 Juni 2023   05:00 Diperbarui: 7 Juni 2023   05:32 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kamar 1113 ini yang ditempati Dimas di sebuah hotel di Macau ternyata telah lama dihuni makhluk tak kasat mata. Ia mengganggu tamu hotel di kamar itu dengan suasana yang tak nyaman dan kebisingan yang diciptakannya. Termasuk Dimas yang menempati kamar itu saat membawa group tour. Lalu ia mulai berdialog dengan mereka untuk tidak mengganggunya, hanya untuk malam itu saja”

 

Lobby sebuah hotel di Macau tampak sepi. Walau waktu baru menunjukan pukul 21.30, Saat group tour yang dibawa Dimas chek in hotel. Hanya 2 orang receptionis yang melayaninya. Setelah memberi kunci kamar dan memberi sedikit arahan pada Dimas, mereka tampak lebih banyak diam.

“Pak Andi dan Ibu di kamar 890, ya” Dimas berkata pada orang paruh baya dihadapannya.                                                                                               “Ini lantai berapa Mas” tanya Pak Andi.

“Lantai 8 Pak” jawab Dimas sambil terus membagi kunci kamar peserta lainnya.

“Semua ada di lantai 8 ya, kecuali saya di lantai 11” kata Dimas sambil memandang amplop merah yang tertulis nomor kamarnya.

“Kamar 1113” desahnya. Ada rasa aneh menyelimuti dirinya saat Dimas melihat nomor kamar itu.

Dimas mencoba menenangkan diri. Ia mengucapkan selamat beristirahat kepada semua peserta, saat mereka terlihat terakhir masuk ke dalam lift. Kini tinggal Dimas sendiri di depan lift. Saat lift terbuka, ia segera masuk. Dengan sedikit ragu ia menekan angka 11. “Kamar 1113” desahnya lagi.

Saat lift mulai bergerak menuju lantai 11, tiba-tiba lampu lift redup walau tak sampai mati. Tiba di lantai 11, Lorong kamarnya terlihat redup. Satu dua lampu menyala saat Dimas mulai melangkah. Ia menyadari Lorong ini menggunakan sensor untuk mematikan dan menghidupkan lampu di sepanjang Lorong.

Ada rasa aneh mencekam Dimas saat mulai melangkah. Hembusan dingin yang tak biasa dirasakannya. “Ah…ini hanya kecemasanku saja” desah Dimas menenangkan hati. Semakin ia menepisnya, semakin rasa cemas itu melanda.  Dua puluh Langkah pertamanya dikejutkan dengan hidupnya lampu di ujung Lorong sana dan padamnya lampu di belakangnya.

Dimas terus melangkah. Dia bertemu dengan Lorong berbentuk T. Dihadapanya tertulis 1116 sd 1130 kearah kanan. Dan 1101 sd 1115 kearah kiri. Dimas melangkahkan kakinya kearah kiri mencari dimana kamar 1113 berada. Hatinya agak tenang karena lampu Lorong telah menyala hampir semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun