Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentadaburi Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Giethoorn, "Venice of the Netherlands", Desa Cantik Penuh Pesona

4 Juni 2023   10:15 Diperbarui: 4 Juni 2023   10:34 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Giethoorn, Venice of the Netherlans | Dok.Pribadi

Matahari pagi di musim semi menerobos rimbunan dedaunan. Cahaya kuningnya bak sapuan pertama mentega pada sepotong roti gandum.  Menyebar, tapi belum merata. Menyentuh jembatan kayu, jalan setapak, rumput hijau, Jerami atap rumah dan perahu kayu kami yang menyusuri sungai di desa kecil cantik, Giethoorn, di provinsi Overijssel, Netherlands.

Sunyi. Tak ada deru mesin mobil di sini. Hanya terdengar langkah pejalan kaki. Dan gemercik suara air sungai yang disentuh perahu kayu bermesin halus. Atau sentuhan dayung perahu dipermukaan air. Giethoorn, menjadikan keindahan desanya yang dikelilingi sungai dan kesunyian yang membawa suasana damai; untuk mengundang ribuan turis datang menikmatinya. Giethoorn, laksana "Venice of the Netherlands". Desa cantik penuh pesona di Belanda.


Berjarak 119 Km dari Amsterdam sebuah desa kecil berada. Giethoorn, Desa berpopulasi hanya 2.795 jiwa (sensus penduduk 2020) dengan keunikannya, mampu menghadirkan ribuan wisatawan untuk hadir melihat keindahannya. Desa yang berada di provinsi Overijssel, dan kotamadya Steenwijkerland, sekitar 5 Km barat daya Steenwijk ini sangat popular sebagai tujuan wisata di Belanda dan di luar negeri.

Di atas galian tanah gambut yang membentuk aliran sungai yang mengelilingi desa, penduduk membangun rumah tempat tinggalnya dari bahan kayu, batu dan atap Jerami. Jalan setapak keliling desa dan jembatan-jembatan kayu untuk menyeberangi sungai. 

Design rumah khas pedesaan di Belanda menjadi ciri khasnya. Mode transportasi yang dikembangkan adalah perahu kayu, jalur setapak untuk jalan kaki dan bersepeda. Tak ada jalan untuk mobil dan motor di sini. Karenanya Giethoorn juga dikenal sebagai "Hollands Venetie" atau "Venesia Belanda".

Pamornya mulai meningkat setelah tahun 1958, Ketika Bert Haanstra Produser Film Belanda membuat film Komedi terkenalnya "Fanfare" yang menjadikan Desa Giethoorn sebagai lokasi set setting filmnya.

Menyusuri Giethoorn dimulai dengan meregistrasi diri atau group pada perusahan wisata local yang berada di luar desa, diseberang aliran utama sungai. Ada beberapa perusahaan wisata local yang menyediakan jasa ini. 

Mereka biasanya memiliki beberapa perahu kayu dalam berbagai ukuran untuk dapat digunakan. Mereka juga menawarkan paket makan dan minum sesuai kebutuhan pengunjung.  Kalau anda mau berjalan kaki. Langsung saja, tak perlu registrasi.  Desa ini terbuka untuk umum untuk mengeksplorasinya.

Nico, anak muda penduduk local Giethoorn mempersilahkan kami menaiki perahu kayu yang telah disediakan. Setelah kami meregistrasi ulang 26 peserta yang akan menjelajahi desa indah yang cantik penuh pesona ini. Wajah tampan dan sikap ramahnya membuat kami segera menyukainya. Ia akan menjadi "Nahkoda" perahu kayu kami mengelilingi desa Giethoorn.

Menyusuri Sungai Mengeksploarsi Desa Giethoorn | Dok.Pribadi
Menyusuri Sungai Mengeksploarsi Desa Giethoorn | Dok.Pribadi

Semua masuk ke dalam kapal. Mencari posisi ter enak untuk menikmati alam yang akan tersaji di depan sana. Nico menyarankan untuk membuka jendela kaca perahu dengan cara membuka dan menaikkannya sejajar dengan atap perahu. Sehingga pemandangan tanpa batas dapat dilihat. Juga semilir angin sejuk dan aroma pedesaan yang khas dapat dinikmati. Perlahan namun pasti perahu kayu itu pun mulai bergerak. Dan penjelajahan Giethoorn, desa kecil penuh pesona pun segara kami mulai.

Dari aliran sungai yang luas perahu kayu pun mulai memasuki jalur sungai di pedesaan. Sunyi.... Hanya terdengar suara alam menyambut kami. Bunyi serangga kecil di beberapa titik lokasi ramai terdengar. Beberapa burung saling bersahutan menyanyikan lagu, seakan tak takut pada mereka yang lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun