Namun pada saat akhir program tour. Om Iwa tidak bercerita lucu. Ia bercerita tentang ketidaknyamanannya berada di kamar hotel terakhir. Setelah menerima kunci kamar dari tour leader nya. Om Iwa Bersama Tante Yem menuju kamar sesuai nomor kuncinya.
Saat mulai berpisah dengan beberapa temannya di lantai yang sama, Om Iwa sudah merasakan aura yang tidak beres di lantai tersebut. Kebetulan kamarnya berada di lorong yang berbeda dan berada di pojok lorong lantai hotel.
Saat berjalan di lorong hotel, bulu kuduk nya berdiri. Apalagi saat berjalan di Lorong, lampu paling pojok belum menyala. Setelah beberapa meter baru menyala. Sementara lampu lorong di belakangnya mati.
Sebagai Insinyur arsitektur. Om Iwa paham. Hotel ini menggunakan sensor yang mematikan dan menghidupakan lampu sesuai sensor keberadaan seseorang di suatu tempat. Tapi kondisi ini biasa-biasa kalau kondisinya normal. Namun saat itu ia merasakan sesuatu yang aneh ada disekitarnya. Walau belum mampu dilihatnya.
Saat membuka pintu kamar. Ia merasakan aura yang dingin aneh. Namun Om Iwa berusaha tenang agar sang istri tercintanya tidak panik. Ia bersikap biasa saja. Melakukan aktifitas seperti biasa di dalam kamar. Hingga Tante Yem tertidur karena Lelah.
Namun Om Iwa tidak bisa memejamkan mata. Pukul 22.30  Om Iwa melihat sosok besar di pojok kamar. Sementara dipojok lain dua sosok hitam juga terlihat saling berdempetan dekat kursi memandangi Om Iwa dan istrinya yang sedang tidur. Ada satu lagi sosok hitam bertubuh gembul, tambum dengan tubuhnya yang pendek, bersander  dekat pintu kamar mandi.
Om Iwa yang sudah terbiasa melihat makhluk gaib itu hanya tenang saja. Lalu ia mulai duduk di pinggir kasur. Lalu terlihat mulutnya membaca sesuatu. Seakan berdialog dengan Sosok tinggi besar di pojok kamar. Mereka saling bertatapan. Om Iwa tak merasa takut sedikitpun. Tak lama sosok hitam besar itu pun pergi seakan mengerti permintaan Om Iwa.
Setelah sosok besar itu pergi. Om Iwa menghadapkan wajahnya ke pojok lain dimana dua sosok hitam yang berdempetan berada. Mulutnya berkomat-kamit, seakan berbicara dengan dua sosok hitam tersebut. Dua sosok hitam itu terus menatap Om Iwa seakan berkomunikasi.
Waktu terus  berjalan. Dinginnya AC dan hujan di luar sana  seakan membuat suasana sunyi. Bulu kuduk Om Iwa seakan merinding semua. Sementara dua sososk hitam yang saling berdempetan seakan tak mau memenuhi permintaan Om Iwa. Mereka tetap diam di tempatnya sambil terus memandang Om Iwa.
Namun bukan Om Iwa kalau mudah menyerah. Ia sudah terbiasa menghadapi makhluk gaib seperti ini. Mulut nya terus berkomat-kamit. Dan sekarang tangannya mulai menunjuk makhluk gaib itu. Rupanya upaya yang dilakukannya membawa hasil. Bujukan disertai gertakan membuat dua sosok hitam itu lalu bergerak dan menghilang dibalik pintu kamar.
Om Iwa sedikit lega. Ia menghela nafas dalam. Lalu bergeser arah pandangnya ke sosok hitam tambum dan gembul pendek di dekat pintu kamar mandi. Sama seperti sebelumnya, mulutnya pun berkomat-kamit. Ia memulai dialog dengan sang makhluk gaib yang diyakini Jin penunggu kamar hotel tempat nya bermalam.