Point of Journey To Marocco-Spain : 13
"Malaga dengan kota tuanya mencatat sejarah panjang penguasaan kota oleh bangsa Fenisia, Katago Kuno, Romawi, Kekaisaran Malaka (Latin), Visigoth, Islam-Bani Umayyah dan Kristen. Dari Malaga banyak lahir tokoh dunia dibidang politik, filosofi, jurnalis, lawyer, pelukis, seni, musik dan banyak bidang lain. Di antara mereka ada Pablo Picasso dan Antonio Banderas yang mewakilinya. Malaga kini tampil penuh pesona dan kharisma. Kehadirannya pernah menjadi lembaran sejarah panjang kejayaan Islam di Eropa, yang kini hanya tinggal menjadi catatan sejarah untuk pelajaran kita saja"
Deretan panjang penumpang ferry yang baru menyeberangi Selat Gibraltar; dari Tangier, Marocco menuju Tarifa, kota pelabuhan terdekat di Spanyol; Â antre tertib di depan dua counter Imigrasi sambil mendorong atau membawa bagasi masing-masing.Â
Proses yang cepat pada dokumen visa Schengen di passport untuk kunjungan di benua Eropa berjalan mulus tanpa pertanyaaan apapun, hanya sebuah sapaan ramah petugas, "Welcome to Spain", dengan sedikit senyum di bibir. Sebuah hal sederhana namun cukup berarti dalam menjalin sebuah komunikasi.
"Journey to Marocco - Spain" sebelumnya hanya membutuhkan satu dokumen visa perjalanan, yaitu Visa Schengen untuk kunjungan ke Spain -- Spanyol yang merupakan bagian dari negara-negara Eropa. Untuk kunjungan ke Negara Marocco, orang Indonesia diberi kebebasan Visa, demikian juga bagi orang Marocco yang mengunjungi Indonesia.
Semua akibat hubungan istimewa Indonesia-Marocco, setelah kunjungan Presiden Soekarno ke Marocco ditahun 1960.Â
Namun sangat disayangkan sejak tanggal 8 Oktober 2021 otoritas Marocco mewajibkan semua warga Indonesia harus mengajuan Visa sebelum masuk ke negaranya. Penghentian bebas Visa yang seakan terasa tiba-tiba tanpa pemberitahuan sebelumnya.Â
Sementara sebelumnya, dalam masa pandemi Covid-19, otoritas Indonesia juga sempat memberikan pemberitahuan kepada otoritas Marocco untuk penghentian sementara bebas visa bagi warganya yang hendak masuk Indonesia.Â
Pemberhentian bebas visa ke Marocco bagi warga Indonesia memang dirasakan tiba-tiba, tanpa pemberitahuan sebelumnya dan pemerintah Indonesia sangat menyayanginya.
Ini rasanya hanya soal etika hubungan bernegara, namun mungkin juga ada "kepentingan" negara lain yang perlu diklarifikasi. Itu tugas otoritas negara untuk menormalisasi hubungan kedua negara terkait dengan bebas visa agar kembali seperti semula. Semoga ini bisa segera diwujudkan, agar harnomisasi hubungan kedua negara dapat tercipta.