Mohon tunggu...
Kuswari Miharja
Kuswari Miharja Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Senang menulis fiksi dan nonfiksi serta suka bergaul dengan siapapun.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Cahaya Surga (1)

4 September 2011   15:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:14 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dua Kunci Pintu Surga dan Pintu Neraka

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. Ia berkata : Rasulullah saw ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan manusia ke surga. Maka jawab beliau :"Taqwa kepala Alloh dan akhlak yang mulia". Dan Rasul  ditanya kembali tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka. Maka jawab beliau :"Mulut dan faraj (kemaluan) (Hadis Riwayat  At-Turmuzy)

Berdasarkan hadis tersebut, ada dua yang merupakan kunci pintu masuk ke dalam surga yaitu bertaqwa kepada Alloh dan memiliki akhlak yang mulia. Dalam al-Quran surat al-Hujurat : 13 , Alloh berfirman :"Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian ialah orang yang bertaqwa". Taqwa menurut Imam Al-Ghazali adalah memelihara diri dari perbuatan dosa, sebab dosa yang menyebabkan manusia terjerembab masuk ke dalam api neraka.  Sedangkan akhlak yang mulia, adalah akhlak yang tidak membuat masalah dengan orang lain dan orang lain pun merasa bahagia dan gembira berada bersama kita.  Itu sebabnya Rasul bersabda :"Sesungguhnya orang pilihan diantara kamu adalah orangyang paling baik akhlaknya" (HR Bukhari)

Kunci masuk kedalam pintu neraka adalah mulut dan faraj (kemaluan). Keduanya adalah anggota tubuh yang ada dalam diri kita. Mulut apabila tidak dikendalikan oleh orang yang bertaqwa maka  akan menjadi bencana besar, sebab dengan mulut bisa melakukan kebohongan pada orang lain, menipu dan menyakiti.  Sementara faraj (kemaluan) bila tidak dijaga sesuai perintah Alloh akan memnimbulkan bahaya, sebab nafsu syahwat cenderung berkobar dalam diri manusia. Bila tidak dikendalikan dengan sikap taqwa kepada Alloh akan menjadi malapetaka. Oleh karena itu, mari kita berlindung dari pembicaraan yang tidak berguna dan nafsu syahwat yang tercela. Amiin!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun