Mohon tunggu...
Ar Kus
Ar Kus Mohon Tunggu... karyawan swasta -

senang berpikir apa adanya dan adanya apa

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Tuhan dan Si Manusia Usil

19 Juni 2012   13:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:47 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuhan dikenal memiliki sifat mahakuasa. Sifat ini merujuk pada kemampuannya untuk melakukan tindakan apa saja secara mutlak. Tanpa ada entitas lain yang mampu menandinginya.

Alkisah, suatu waktu saat manusia masih di surga, mereka sangat penasaran dengan kemahakuasaan Tuhan ini. Lalu salah seorang dari mereka yang kita sebut saja si manusia usil mengucap suatu permintaan:

“Tuhan mohon maaf…bukannya kami ragu dengan kemahakuasaanmu, tetapi kami ingin lebih yakin saja dengan kemahakuasaanmu…jika benar engkau mahakuasa, cobalah ciptakan makhluk lain yang lebih berkuasa dari Engkau saat ini…”

Tuhan pun tersinggung dengan permintaan ini. “Engkau nampaknya meragukan kekuasaan-Ku, baiklah Aku kabulkan permintaanmu”

“Jadilah!”

Maka terciptalah suatu makhluk yang lebih mahakuasa dari Tuhan. Karena lebih mahakuasa, maka Tuhan kedua ini mengambil alih singgasana Tuhan. Jadilah Dia Tuhan penguasa yang baru. Walau begitu, si manusia usil masih penasaran juga, maka diulanglah permintaan yang sama ke Tuhan baru yang lebih mahakuasa ini.

Sama seperti sebelumnya, Tuhan kedua pun tersinggung dengan permintaan ini. “Engkau nampaknya meragukan kekuasaan-Ku, baiklah Aku kabulkan permintaanmu”

“Jadilah!”

Maka kembali tercipta suatu makhluk yang lebih mahakuasa dari Tuhan. Karena lebih mahakuasa, maka Tuhan ketiga ini kembali mengambil alih singgasana Tuhan kedua. Jadilah Dia Tuhan penguasa yang baru. Walau begitu, si manusia usil masih penasaran juga, maka diulanglah permintaan yang sama ke Tuhan baru yang lebih mahakuasa ini.

Begitulah seterusnya. Permintaan ini diulang terus ke tiap Tuhan baru yang masing–masing sudah lebih mahakuasa dari Tuhan sebelumnya. Sampailah pada Tuhan yang ke 99.

Nah, ketika diminta pertanyaan yang sama, Tuhan ke 99 dengan cerdiknya memberi syarat.

“Aku akan kabulkan permintaanmu, tapi dengan syarat kau Aku matikan terlebih dahulu, apalagi sesuai catatan yang ada pada Ku saat ini kau sudah waktunya mati.”

“Oh begitu, baiklah kalo itu sudah menjadi ketetapan-Mu”

Maka dicabutlah nyawa si manusia usil ini, dan matilah ia.

Jadilah Tuhan ke-99 ini sebagai Tuhan yang paling mahakuasa. Tahtanya pun aman dari gangguan kudeta dari Tuhan lainnya. Kecuali tentunya ada manusia usil lain yang berani kembali menantang kemahakuasaan-Nya.

Begitulah hikayat dan sebab-musabab mengapa kini banyak nama dan konsep tentang Tuhan.

Si manusia usil inilah cecunguk penyebabnya.

***

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun