Dalam standar moral barat, poligami termasuk perilaku tak bermoral, di Indonesia secara umum poligami dianggap sebagai suatu hal yang biasa saja. Tapi, kini ada pengecualian pada tokoh publik tertentu, seperti pernah terjadi pada Aa Gym, dan kini Dik Doank. Beberapa kelompok masyarakat mengecam mereka dengan berbagai alasan.
Pelakon utama poligami adalah tiga orang individu, yaitu suami, istri 1, dan istri 2. Walau sebenarnya secara dampak tidak hanya menyangkut tiga orang individu tersebut, tetapi juga berdampak pada kondisi psikologis anak-anak. Inilah dampak sosial poligami bagi anggota keluarga lainnya.
Saya hidup di lingkungan budaya sunda, nah pada tahun 80-an ada lagu sunda bertema poligami yang cukup terkenal. Lagu ini menceritakan tentang seorang bapak/ ayah yang 'nyandung' atau berpoligami. Hal menariknya, lagu ini berdasarkan sudut pandang si istri pertama.
Berikut syair beserta terjemahannya:
Tongtolang nangka, kawinan bapa / buah nangka muda, nikahnya bapa
poe salasa teu beja beja / hari selasa tanpa kabar berita
aduh aduh si bapa ulah ngadua /aduh-aduh si bapak jangan mendua
anak geus rea, banda teu boga /anak sudah banyak, harta tidak punya
Ref:
aduh aduh si bapa nganyenyeri ka ema /aduh-aduh si bapa menyakiti hati mamah
bapa mah suka suka jeung nu ngora / bapak sih enak-enakan dengan yang muda