Mohon tunggu...
Ar Kus
Ar Kus Mohon Tunggu... karyawan swasta -

senang berpikir apa adanya dan adanya apa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Puitisnya Lirik Lagu Sheila on 7 Belum Tertandingi

7 Desember 2012   03:19 Diperbarui: 4 April 2017   18:02 18487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13548502281970844129

[caption id="attachment_228003" align="aligncenter" width="220" caption="Sheila on 7 (sumber: wikipedia)"][/caption]

Efek lirik lagu bagi setiap orang tentunya berbeda-beda. Ada lirik lagu yang membuat seseorang bahagia, gembira, atau semangat, tetapi bagi orang lain justru lirik lagu sama membuat sedih, gallaw, atau marah. Lirik lagu yang sama bahkan tidak berpengaruh apa-apa pada orang-orang yang berbeda. So…suasana hati sangat menentukan pada berpengaruh atau tidaknya suatu lagu pada seseorang.

Saya adalah penikmat musik biasa dan cenderung awam pada pengetahuan dunia musik. Tetapi saat kini menyimak lagi lagu-lagu pop masa kini, rasanya kok ada yang kurang begitu…kurang greget, terutama dari segi lirik-liriknya, kalau masakan mungkin bisa disebut kurang tasty, kurang lezat, yang bisa jadi karena kurang bumbu. Kurang deh rasanya…jadilah agak hambar…

Ada satu grup band lawas yang paling bisa saya nikmati kekuatan liriknya, dia adalah lagu-lagu karya grup band Sheila on 7, terutama pada album mereka di awal-awal. Grup band yang beken pada tahun 99-an, ini persis naik daun ketika ketika sy masih mahasiswa. Lagi jomblo-jomblonya hihih….

Saat itu album pertamanya adalah “Sheila on 7”. Dirilis pada tahun 1999 yang merupakan debut album Sheila on 7 di blantika musik Indonesia. Album ini sendiri mengusung hits single Dan, Kita, J.A.P, dan Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki. Sheila on 7 salah satu band yang membangkitkan kembali era band muda di Indonesia pada awal millenium baru.

Coba saja simak lirik lagu “Perhatikan Rani” tentang seorang kakak perempuan yang mulai dewasa. Ada lagu “just for my mom” yang bercerita tentang semangat seorang anak muda dalam menjalani hidupnya berkat semangat dari sang mama. Tapi untukku yang paling berkesan dari album ini adalah lagu “Dan”.

Dan…

Pabila esok, datang kembali

Seperti sediakala di mana kau bisa bercanda

Dan…

Perlahan kaupun, lupakan aku, mimpi burukmu

Dimana t’lah kutancapkan duri tajam

Kaupun menangis, menangis sedih

Maafkan aku…

Dan…

Bukan maksudku, bukan inginku melukaimu

Sadarkah kau di sini ku pun terluka

Melupakanmu, menepikanmu

Maafkan aku…

(Dan, So7)

Begitulah, lirik-lirik lagu So7 sangat dalam, menghunjam, tentu saja terutama bagi mereka yang suasana hati atau kisah hidupnya sama dengan lirik-lirik lagunya. Memang jika saja itu lagu-lagu cinta maka yang mendengarnya bisa ikutan berbunga bunga. Jika itu lagu patah hati, maka yang mendengarnya pun ikutan sedih. Coba simak berikut ini lirik-lirik lagu So7 yang lainnya.

Sebuah Kisah Klasik

Jabat tanganku, mungkin untuk yang terakhir kali

Kita berbincang tentang memori di masa itu

Peluk tubuhku usapkan juga air mataku

Kita terharu seakan tidak bertemu lagi

Bersenang-senanglah

Kar’na hari ini yang ‘kan kita rindukan

Di hari nanti sebuah kisah klasik untuk masa depan

Bersenang-senanglah

Kar’na waktu ini yang ‘kan kita banggakan di hari tua

(Sebuah Kisah Klasik, So7)

Ada juga lagu yang populer banget dari So7, yaitu Sephia. Bercerita tentang kekasih gelap, kata “Sephia” sampai sekarang masih dipakai untuk menggantikan kata “pacar gelap”.

Sephia

Hey, Sephia

Malam ini ku takkan datang

Mencoba tuk berpaling sayang dari cintamu

Hey, Sephia

Malam ini ku takkan pulang

Tak usah kau mencari aku, demi cintamu

Hadapilah ini

Kisah kita takkan abadi

Reff

Slamat tidur kekasih gelapku oh Sephia…

Smoga cepat kau lupakan aku

Kekasih sejatimu takkan pernah sanggup

untuk melupakanmu

Slamat tinggal kasih tak terungkap oh Sephia…

Smoga kau lupakan aku cepat

Kekasih sejatimu takkan pernah sanggup

untuk meninggalkanmu

Hey, Sephia

Jangan pernah panggil namaku

Bila kita bertemu lagi di lain hari

Hadapilah ini

Kisah kita takkan abadi

Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki

Melihat tawamu

Mendengar senandungmu

Terlihat jelas di mataku

Warna-warna indahmu

Menatap langkahmu

Meratapi kisah hidupmu

Terlukis jelas bahwa hatimu

Anugerah terindah yang pernah kumiliki

Sifatmu nan s’lalu

Redahkan ambisiku

Tepikan khilafku

Dari bunga yang layu

Saat kau disisiku

Kembali dunia ceria

Tegaskan bahwa kamu

Anugerah terindah yang pernah kumiliki

Belai lembut jarimu

Sejuk tatap wajahmu

Hangat peluk janjimu hooo,.,

Belai lembut jarimu

Sejuk tatap wajahmu

Hangat peluk janjimu

Anugerah terindah yang pernah kumiliki

Saya suka membandingkan lirik-lirik lagu So7 dengan sajak-sajaknya Sapardi Djoko Damono. Dua-duanya hebat, sama-sama puitis. Coba simak yang berikut ini:

tak ada yang lebih tabah

dari hujan bulan juni

dirahasiakannya rintik rindunya

kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak

dari hujan bulan juni

dihapusnya jejak-jejak kakinya

yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif

dari hujan bulan juni

dibiarkannya yang tak terucapkan

diserap akar pohon bunga itu

(Hujan Bulan Juni, Sapardji Djoko Damono)

AKU INGIN

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan kata yang tak sempat diucapkan

kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

(Sapardji Djoko Damono)

Pada Suatu Pagi Hari

Maka pada suatu pagi hari ia ingin sekali menangis sambil berjalan tunduk sepanjang lorong itu. Ia ingin pagi itu hujan turun rintik-rintik dan lorong sepi agar ia bisa berjalan sendiri saja sambil menangis dan tak ada orang bertanya kenapa. Ia tidak ingin menjerit-jerit berteriak-teriak mengamuk memecahkan cermin mambakar tempat tidur. Ia hanya ingin menangis lirih saja sambil berjalan sendiri dalam hujan rintik-rintik di lorong sepi pada suatu pagi

(Sapardji Djoko Damono)

Demikian, selamat bernostalgia!

***

Hotel Kaisar-Jakarta, 7 Desember 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun