Mohon tunggu...
Ar Kus
Ar Kus Mohon Tunggu... karyawan swasta -

senang berpikir apa adanya dan adanya apa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nabi Adam Bukan Protozoa

11 Juli 2012   04:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:05 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara umum, penganut agama-agama Abrahamik percaya bahwa Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Tuhan. Untuk menemani Adam yang sendirian tanpa kehangatan lahiriah dan batiniah, kemudian diciptakan Siti Hawa/Eva dari tulang rusuknya Adam, dan beranak-pinaklah mereka berdua, dan sampailah kepada kita sebagai keturunannya. Konon begitulah ceritanya.

Di kalangan umat agama, termasuk para dai, ustad, ulama, dan guru ngaji umumnya memiliki keyakinan yang sama. Jarang ada diberitakan informasi mengenai perbedaan pendapat mengenai masalah ini di kalangan agamawan.

Penciptaan Siti Hawa sebagai ibu umat manusia (ummul bashar) yang diyakini selama ini memang menyebutkan bahwa Siti Hawa diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok Nabi Adam, sebagian kisah menyebutkan dari tulang rusuk yang lurus, dan ada pula yang menyebutkan bahwa saat Nabi Adam terbangun tiba-tiba di sampingnya telah ada Siti Hawa.

Berbeda dengan kisah di atas, agamawan masa kini cenderung meyakini bahwa proses penciptaan Adam dan Hawa adalah seperti proses penciptaan manusia pada umumnya. Adam dan Hawa lahir melalui proses kelahiran seperti manusia lainnya. Keduanya dilahirkan oleh makhluk yang satu jenis dengan manusia.

Pendapat ini lebih logis, walau agak berbeda dengan pendapat pada umumnya. Pastinya nabi Adam adalah sosok manusia pertama yang sangat mulia dan sempurna. Adam bukanlah protozoa yang mampu membelah diri untuk memperbanyak keturunannya. Adam adalah bapak moyang manusia, bapak moyang kita, yang lahir dan wafat juga seperti kita.

Secara teknologi saat ini, manusia membelah diri sudah bisa dilakukan, itulah yang disebut ‘kloning’. Di masa lalu, bisakah? Rasanya tidak mungkin ya.

***

edit & repost

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun