Mohon tunggu...
Kuswanda
Kuswanda Mohon Tunggu... Administrasi - Pekerja Buku

Beradaptasi dengan inovasi teknologi untuk menjangkau pembaca yang lebih luas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selembar Kertas Sobek Bernilai Milyaran Rupiah

21 Januari 2012   08:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:37 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamis 19 Januari 2012 menjelang waktu ashar. Dalam perjalanan untuk sebuah keperluan melewati jalan Viaduct. Perjalanan harus terhenti karena hujan datang tiba-tiba dengan sangat deras. Terpaksa sepeda motor menepi. Tak ada jas hujan di bagasi. Saya pun memutuskan untuk berteduh di sebuah gedung. Kemudian saya tahu gedung itu bernama Gedung Indonesia Mengggugat (GIM). Di halaman gedung di bawah pohon beringin yang sangat besar terparkir puluhan sepeda motor. Di pintu masuk gedung nampak banyak orang bergerombol. Saya memberanikan diri untuk masuk lebih ke dalam. Ternyata di dalam gedung ada ratusan orang berkumpul pula. Ada sekitar lima atau enam meja dengan tumpukan map yang tinggi dikerumuni banyak orang itu. Setelah tanya kiri kanan, saya baru tahu kalau saat itu tengah ada pendataan dan verifikasi guru honorer oleh Forum Komunikasi Guru Honorer (FKGH) kota Bandung. [caption id="attachment_157456" align="alignleft" width="300" caption="Suasana verifikasi data guru honorer"][/caption] Proses ini dilakukan sehubungan dengan rencana pemkot Bandung memberikan tunjangan daerah (tunda).Tunda untuk guru honorer ini sebesar Rp 300.000 per bulan yang akan diberikan selama dua tahun mulai Januari 2012. Sekitar 14.000 guru honorer akan mendapatkan tunda tersebut. Sambil menunggu hujan yang tak jua reda, saya memperhatikan dan banyak bertanya kepada beberapa guru yang hadir. Dalam proses verifikasi tersebut semua guru wajib mengumpulkan persyaratan berupa SK awal dan SK akhir pengangkatan sebagai guru dari yayasan atau sekolah yang bersangkutan.  Setelah pihak FKGH menilai semua persyaratan lengkap maka data guru dari sekolah yang mendaftarkan dianggap valid. Selanjutnya masuk kedalam daftar ajuan untuk menerima Tunda tersebut. Namun ada yang sangat mengganggu dalam proses tersebut. Perwakilan sekolah yang datanya sudah diverifikasi kemudian diminta menulis nama dan tandangan disebuah kertas yang disobek dari buku tulis. Luar Biasa! untuk sebuah pengajuan anggaran Tunda dengan nilai milyaran rupiah calon penerima hanya diminta mengisi daftar hadir dalam kertas sobek.

1327131490187243433
1327131490187243433
Mungkin mereka beranggapan tak ada rotan akar pun jadi. Dengan segala kekurangan yang ada saya sangat  menghargai perjuangan dan upaya gigih FKGH memperbaiki kehidupan rekan-rekan guru.
13271323591840234595
13271323591840234595

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun