Mohon tunggu...
Kuswari Miharja
Kuswari Miharja Mohon Tunggu... Penulis - Pembelajar yang tak pernah berhenti belajar

Senang menulis (Fiksi & Nonfiksi) yang bermanfaat. Suka Mengajar Anak Usia Dini, siswa & Mahasiswa, Majlis Ta'lim Ibu-Ibu. Menulis buku. Aktif organisasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kematian Sang Koruptor

31 Desember 2023   22:54 Diperbarui: 31 Desember 2023   22:54 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

MESKI dikenal luas di daerah kami, namun banyak yang tidak menyukai karena kesombongannya dan suka merendahkan orang lain. Maka tidak heran, bila warga pun jarang sekali berkumpulatau ngobrol bersama di saat sedang liburan.

Dia sendiri memang sibuknya luar biasa, karena mempunyai jabatan penting di pemerintahan. Terkadang jarang ada di rumah, lebih banyak berdinas keluar kota. Maklum dia sebagai orang yang dipercaya oleh pimpinan.

Orangnya pendiam dan jarang bicara, namun kalau sudah bicara, maka yang keluar dari mulutnya adalah keangkuhan dan kesombongan. Bahkan seringkali menghina tetangga yang hidupnya melarat.

Namun suatu keetika warga  kaget karena muncul di TV dan berita menyebar kalau Pa Usman, ditangkap KPK karena terbukti korupsi uang negara yang mencapai milyaran rupiah.

 Warga banyak gembira ketika muncul di TV dengan tangan diborgol dan dismpaikan oleh pimpinan KPK, bola sosok pejabat Usman melakukan tindakan yang merugikan uang negara, sehingga ditingkap untuk mempertanggungjawabkan.

Saat muncul di TV, terlihat sekali wajahnya pucat pasi serta berpakaian tahanan KPK. Tangannya diborgo.Kepalanya selalu tertunduk karena malu dilihat oleh awak media.

Polisi dalam konperensi pers menjeaskan bahwa pejabat Usman, telah melakukan tindak korupsi yang berakibat negara dirugikan.

Warga yang kenal dengan Usman, hampir  berseru dengan ucapan yang sama,"pantas saja kekayaan terus berlimpah rupanya diperoleh dari korupsi," begitu salah seorang tetangga berkata. 

Ramai kasus tertangkapnya Usman, sehingga hampir seharian penuh menjadi perbicangan  yang tidak membosankan.

Kasihan keluarganya, terutamna istri dan anak-anaknya karena  harus menanggung malu. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun