Kali ini saya mengunjungi Pulau Bawean untuk memberikan pelatihan PARENTING bagi guru guru dan orang tua yang ada di Pulau tersebut. Letak Pulau Bawean masih berada di wilayah Kabupaten Gresik Jawa Timur. Untuk menuju ke Pulau Bawean menggunakan sarana transportasi kapal "Bahari Express" dengan waktu tempuh 3 jam dari pelabuhan Gresik. Hampir 1 minggu saya berada di pulau tersebut, dalam rangka roadshow training saya atas permintaan dari Pak Baharuddin yang merupakan sesepuh bagi masyarakat Bawean.
Kalo berkesempatan mendatangi Bawean, tidaklah sama kondisinya dengan pulau Jawa yang serba penuh dengan fasilitas nyaman. Di pulau tersebut jalan raya tidak ada traffic lights (lampu pengatur lalu lintas) karena memang jalanan disana tidak pernah mengalami kemacetan, padahal jumlah penduduknya cukup banyak, ada sekitar 60.000 orang, yang menjadi guru kurang lebih ada 1.000 orang yang mereka mengajar di berbagai tingkatan sekolah mulai TK hingga perguruan tinggi. Ya, di pulau Bawean ada perguruan tinggi yang hanya ada satu satunya, yaitu STAIHA (Sekolah Tinggi Agama Islam Hasan Al-Djufri) Bawean. Untuk jenjang TK s/d SMA kira kira ada 100 lebih sekolah di Bawean.
Luas pulaunya kurang lebih hampir sama dengan luas negara Singapura. Di tengah pulau Bawean akan kita jumpai sebuah danau yang terluas se-Indonesia untuk ukuran pulau Bawean, namanya Danau Kastoba, untuk menuju ke danau tersebut diperlukan perjuangan yang tidak mudah, menapaki jalan setapak yang menanjak menembus hutan. Mata pencaharian penduduknya sebagian besar adalah dari hasil laut, ada juga yang bertani dan berdagang. Dalam berkomunikasi umumnya guru guru menggunakan bahasa Indonesia, ada juga masyarakatnya yang berbicara dalam bahasa madura, tetapi mereka mengganggapnya bahasa bawean, budaya dan adat ada juga yang mirip dengan adat sunda, ini saya lihat sendiri ketika saya pertama kali tiba di Pulau Bawean, ada sekelompok warga yang sedang mengantar iring-iringan pengantin mirip adat sunda menuju ke suatu tempat.
Nah, ada hal yang menarik di Pulau Bawean ini yang mungkin tidak akan kita jumpai di tempat lain di seluruh Indonesia. Apakah itu? Bila kita memarkir sepeda motor dimanapun kita mau selama masih di Pulau Bawean, bahkan dengan kunci yang masih tergantung di kontak motornya, dijamin 1000% sepeda motor kita tidak akan hilang. Coba kalau ini kita lakukan di Pulau Jawa? he..he..jangan coba coba, dalam hitungan menit, raiblah sepeda motor itu.
Saya kemudian berpikir, ternyata lingkungan juga bisa membentuk manusia menjadi pribadi yang mempunyai karakter positif, khususnya dalam hal ini karakter Jujur yang ada di Pulau Bawean. Ketika lingkungan sudah kondusif, maka sebetulnya mudah untuk menjadikan pribadi ini berkarakter. Begitu juga kepada anak anak kita, anak anak yang berkarakter bisa tumbuh dari lingkungan yang membentuknya untuk menjadi baik. Mari kita jadikan lingkungan kita berkarakter, utamanya karakter Jujur yang sekarang sudah langka di negeri ini.
Kalau bukan kita siapa lagi? Kalau bukan sekarang kapan lagi?
Salam,
Kusumo, Trainer Nasional "Berjuta Guru & Orang Tua" (HP.085230129264)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H