Saya pernah di undang oleh Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 20 Surabaya memberikan Workshop Ice Breaker Penyemangat Belajar untuk Guru Guru di sekolah beliau. Acara yang berlangsung sehari tersebut, di ikuti oleh seluruh Guru dengan sangat antusias. Seluruh materi Ice Breaker yang saya sampaikan kepada Guru Guru berisi berbagai macam teknik / metode Ice Breaker yang bisa diterapkan pada saat pembelajaran di kelas untuk menjadikan suasana belajar segar dan heboh.
Pada pelatihan Ice Breaker kali ini, guru saya ajak memahami cara belajar efektif dengan mengingat aksi atau metode cantol, yaitu konten materi yang berisi kiat dan tips bagaimana cara menyenangkan anak dalam kondisi belajar diperagakan langsung dengan memegang bagian tubuh tertentu yang semakna dan mirip. Seperti kata memperhatikan, (sambil) pegang mata, ketika tidak boleh marah (sambil) menepuk-nepuk rambut kepala dan sebagainya.
Di inti materi pelatihan yang saya sampaikan adalah, bagaimana di usia awal perkembangan anak, kita orang tua / guru harus mau dan bisa memahami anak, daripada mereka harus menuruti kita. Tanamkan akhlaq yang baik pada anak karena sekarang menjadi semangat pendidikan nasional yaitu membentuk siswa yang berkarakter. Hal ini merupakan investasi efektif dibanding dengan warisan berupa uang, tanah dan harta benda yang sifatnya semu.
Dan menginjak materi tentang The 3 in 1 of Brain, yaitu ada 3 bagian otak yang harus dipahami oleh guru yaitu pertama otak Reptil atau batang otak yang bersifat bertahan, dengan sepersekian detik anak dihadapkan pada masalah serius atau berbahaya, harus cepat memutuskan, lawan atau menghindar. Seperti ketika ketemu ular, otak reptile memutuskan lari atau melawan ular tersebut. Sedangkan otak yang kedua Otak Limbik, atau lapisan merah yang berarti emosi bersifat mudah dipengaruhi olah rasanya, untuk bisa senang, sedih, bosan, tahan belajar dan sebagainya. Ini yang saya sarankan kepada Guru agar diawal belajar siswa harus di Ice Breaking agar terbuka saluran otak rasanya. Dan yang ketiga otak Korteks atau lapisan biru yang berfungsi sebagai pusat control berpikir logis atau pengendali kreatifitas tindakan seseorang.
Hal tersebut diatas bermakna manakala kita paham bahwa otak reptil atau otak alam bawah sadar, prosentase menyimpan memorinya lebih kuat dan dalam, sekitar 88% di banding otak Korteks atau otak alam sadar. Kita menanamkan ilmu pengetahuan, akhlak, budi pekerti ajaran agama, jalurnya lewat input sensori kita dan masuk ke otak dan langsung otomatis terpilah masuk di memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Maka ketika ada orang berjalan dan terantuk batu keras serta kesakitan, lalu spontan berteriak keluar kata-kata negatif atau istighfar, sebut misalnya nama nama hewan di kebun binatang atau sebutan yang baik yang lainnya, kenapa bisa begitu? karena itu semua adalah kebiasaan rutin yang menetap di alam bawah sadar kita, semoga dengan teknik teknik Ice Breaker di kelas, mampu mengantarkan siswa kita menjadi siswa berprestasi di sekolahnya, Aamiin...
Salam,
Kusumo, Trainer Nasional / Penulis Buku ICE BREAKER PENYEMANGAT BELAJAR"
HP.085230129264
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H