Mohon tunggu...
kusumo suryoharjuno
kusumo suryoharjuno Mohon Tunggu... lainnya -

trainer pendidikan penulis buku best seller "ice breaker penyemangat belajar"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lima Puluh Kota, Ada Ice Breaker Dalam Sehari?

4 Januari 2014   06:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:11 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan September tahun 2012 yang lalu saya di undang oleh pengurus IGTKI ( Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia) Kota Payakumbuh dan Kota Padang Pariaman Sumatera Barat, memberikan workshop "Ice Breaker Penyemangat Belajar" untuk Guru Guru TK se-Sumatera Barat, acara di ikuti oleh lebih dari 500 Guru. Selama 2 hari saya berada di Sumatera Barat untuk memberikan workshopnya.

Hari pertama workshop dilaksanakan di Kota Payakumbuh yang mempunyai Kabupaten Lima Puluh Kota dan hari kedua workshop dilaksanakan di Kota Padang Pariaman, seluruh peserta sangat antusias mengikuti acaranya hingga selesai.

Ya, Kota Payakumbuh mempunyai nama Kabupaten yang unik, Kabupaten Lima Puluh Kota. Untuk yang belum pernah mendengar nama Kabupaten ini, mungkin terasa "aneh", tapi begitulah namanya. Bagi kita yang sudah pernah mengunjungi Kabupaten Lima Puluh Kota, kita bisa saja bercanda mengatakan kepada kawan kita bahwa dalam sehari saya sudah pernah berkeliling ke Lima puluh Kota, yang dimaksud adalah "Kabupaten Lima Puluh Kota", hehehe...

Selama workshop Ice Breaker, saya menyampaikan teknik teknik Ice Breaker dalam pembelajaran untuk mengatasi kejenuhan belajar siswa, karena prinsip Ice Breaker sebagai jeda pembelajaran ketika jenuh. Jeda ini kita berikan sesuai tingkat usia siswa yang kita didik saat di kelas, karena tingkat konsentrasi siswa berbanding lurus dengan tingkat usianya saat itu, yaitu 1 tahun sama dengan 1 menit. Prinsip Ice Breaker selain sebagai jeda pembelajaran ketika jenuh, juga sebagai Penyeimbang Otak Kanan dan Otak Kiri, sebagai sarana pendekatan kepada siswa dan sebagai cara termudah otak untuk menyerap informasi, berkomunikasi dan berinteraksi.

Dengan metode Ice Breaker, guru juga bisa lebih kreatif dalam mendidik siswanya, mampu berimajinasi dan berimprovisasi yang membuat siswa betah untuk belajar lebih lama karena guru dengan kreativitasnya mampu membangkitkan rasa ingin tahu siswa dalam belajar. Tanpa kreativitas dari Gurunya, maka bisa dipastikan suasana kelas menjadi monoton dan kaku, dampak selanjutnya siswa kurang semangat dalam belajar.

Ice Breaker mampu mengelola kelas menjadi lebih "hidup", sehingga menjadikan siswa lebih cerdas, aktif, kreatif dan inovatif. Dengan Ice Breaker, mengajar lebih menyenangkan, Guru Okey, Muridpun Enjoy.

Salam,

Kusumo, Trainer Nasional / Penulis Buku "ICE BREAKER PENYEMANGAT BELAJAR"

HP.085230129264

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun