Mohon tunggu...
kusumo suryoharjuno
kusumo suryoharjuno Mohon Tunggu... lainnya -

trainer pendidikan penulis buku best seller "ice breaker penyemangat belajar"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cairkan Kejenuhan di Kelas dengan Ice Breaker

7 Januari 2014   05:53 Diperbarui: 4 April 2017   18:31 28322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

KEJENUHAN dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) seringkali terjadi, dikarenakan dalam proses belajar mengajarnya yang sangat monoton. Akibatnya anak didik akan merasa jenuh dalam proses pembelajaran tersebut. Sehingga menjadi hambatan tersendiri bagi seorang guru untuk mengalihkan kembali pada materi ajar. Maka, tak jarang guru pun dihinggapi rasa jenuh dan tidak senang dalam meyampaikan materi ajar.

Seharusnya guru menyadari betul bahwa pelajaran bukan hanya kumpulan fakta semata, malainkan sekumpulan proses yang bisa diimplementasikan dalam kehidupan nyata. Apalagi paradigma pendidikan saat ini, guru dituntut untuk mengembangkan sikap kreatifnya. Agar peserta didik merasa senang terhadap materi yang akan diajarkan.

Seiring dengan kebutuhan di atas, lewat buku “100+ Ice Breaker Penyemangat Belajar”, saya Kusumo Suryoharjuno, sebagai penulis dan Trainer mencoba memberikan nuansa tambahan bagi guru dalam mengajar. Saya menganggap bahwa sebaiknya dalam penyampaian bahan ajar, guru tidak bersifat monoton, menjemukan dan kurang menggugah semangat belajar siswa. Dalam buku ini, saya mengajak guru untuk menghidupkan suasana di dalam kelas dengan menggunakan Ice Breaker yang berdurasi 2-5 menit di awal, di akhir, bahkan disela-sela KBM. Itulah yang saya sampaikan dalam acara Workshop Ice Breaker Penyemangat Belajar untuk Guru guru se-Jawa Tengah di Gedung PKK Jalan Sriwijaya Kota Semarang. Acara di ikuti oleh lebih dari 400 Guru dan seluruh peserta sangat antusias mengikuti acaranya hingga selesai.

Ice Breaker itu sendiri merupakan peralihan situasi dari membosankan, mengantuk, menjemukan, dan tegang menjadi rileks, bersemangat, tidak membuat mengantuk, serta ada perhatian dan ada rasa senang untuk mendengarkan atau melihat orang yang berbicara di depan kelas atau ruangan pertemuan.

Saya memberikan rumus sederhana, supaya ketika mengajar guru mampu membuat kelas menjadi lebih hidup. Rumusnya adalah CG + CP = SB P, artinya jika siswa Cinta Guru Plus Cinta Pelajaran, maka akan Semangat Belajar, semangat belajar akan mengantarkan sukses meraih Prestasi.

Untuk mencari tahu jawaban seputar permasalahan proses pembelajaran, buku setebal 138 halaman ini menjadi  solusi bagi mereka yang sering berada di depan audien, untuk menghidupkan  suasana kelas menjadi lebih hidup, khususnya bagi guru. Secara garis besar melalui  buku ini, pembaca akan disuguhi bermacam-macam Ice Breaker itu sendiri, diantaranya:

Pertama, Games. Permainan untuk Ice Breaker adalah kegiataan simulasi yang melibatkan siswa. Dimana durasi waktu yang diperlukan berkisar antara 1-5 menit. Tema Indah Bersama sebagai contohnya;


  • Siswa diminta berpasangan dengan posisi saling berhadapan
  • Rapikan penampilan pasangannya dari atas ke bawah
  • Kegiatan merapikan tidak boleh bergantian dengan pasangan, tetapi harus bersamaan dilakukan dengan pasangannya.


Tujuan dari permainan ini adalah kepedulian terhadap sesama teman. Ini bisa dilakukan di awal sebelum KBM.

Kedua, Menyanyi. Saya memaparkan bahwa menyanyi sebagai Ice Breaker adalah kegiatan yang paling mudah dan disukai, tetapi jarang digunakan guru kecuali guru seni suara. Menyanyi bisa dilakukan oleh anak-anak, remaja maupun dewasa sekalipun yang dinyanyikan boleh jadi tidak sesuai dengan usianya. Namun, jika dikemas dengan baik, menyanyi dapat membuat suasana kelas menjadi gembira.

Ketiga, Senam. Senam untuk Ice Breaker itu sendiri adalah gerakan-gerakan sederhana yang mudah dilakukan, tidak terlalu menguras tenaga atau keringat, tidak pula membahayakan dan tetap ada unsur kegembiraan. Kedip-kedipan mata, naik turunkan hidung, misalnya.

Keempat, Kalimat Pembangkit Semangat. Kalimat di sini harus mampu memotivasi kegiatan belajar mengajar dan tentunya bersifat  posiotif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun