Hari Juma't, 12 Oktober 2012 adalah agenda saya untuk mendatangi kota Tarakan di Kalimantan Timur, memenuhi undangan dari pengurus BKPRMI (Badan koordinasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia cabang kota Tarakan) dan LPPKS (Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Keluarga Sakinah kota Tarakan) untuk memberikan pelatihan guru guru dan orang tua se-kota Tarakan. Ya, inilah "Singapura"nya Indonesia, TARAKAN, sebuah kota yang terletak di ujung Kalimantan Timur, hampir berbatasan dengan negara Malaysia Timur. Kalo kita berangkat dari Surabaya menuju ke Tarakan dengan pesawat ditempuh dalam waktu 2 jam (penerbangan non-stop), kecuali jika transit dulu di kota Balikpapan. Alhamdulillah, ketika saya berangkat dari Surabaya langsung menuju Tarakan tanpa transit.
Kilas balik sejarah, ternyata pertama kali Jepang memasuki Indonesia dari Tarakan, dibuktikan dengan banyaknya benteng dan bangunan peninggalan Jepang. Tarakan terpisah pulaunya dengan Kalimantan Timur, jika melalui jalan darat dari Samarinda atau Balikpapan, harus dilanjutkan melalui jalan sungai/laut menggunakan kapal Ferry/Speedboat. Daya tarik Tarakan ada di Pantainya, nah..yang menjadi icon Tarakan adalah Pantai amal dengan pemandangan alamnya yang indah. Untuk kulinernya, Tarakan terkenal dengan ikannnya yang segar segar, jika berkesempatan mengunjungi Tarakan, cobalah ikan segar khas Tarakan, tidak sama rasanya dengan daerah lain di Indonesia.
Kali ini, saya memberikan pelatihan selama 1 hari di Tarakan, dibagi dalam 2 sesi, tiap sesi dengan tema yang berbeda. Sesi pertama dengan tema : "Ice Breaker untuk Penyemangat Belajar" dan sesi kedua dengan tema : PARENTING "Bagaimana Mendidik dengan Efektif menjadikan Anak Bahagia". Acara diadakan di AULA milik PEMKOT Tarakan. Antusias guru Tarakan begitu besar untuk mengikuti acara pelatihan selama 1 hari ini.
Salah satu hal yang saya sampaikan dalam sesi PARENTING, ketika kita berkomunikasi dengan anak hindari penggunaan kata kata negatif seperti nakal, malas, bodoh, dll. Semakin sering anak menerima kata kata negatif tersebut, maka anak akan merasa seperti apa yang dikatakan oleh guru/orang tuanya. Ini yang sering saya sebut dengan memberi LABEL kepada anak. Berikanlah LABEL positif kepada anak, misal pandai, sholeh, rajin, berani, dll. Semakin sering anak menerima LABEL yang positif, maka akan tumbuh kepercayaan dalam dirinya dan pribadi anak juga akan tumbuh menjadi pribadi yang positif.
Lalu, bagaimana cara kita memberi LABEL positif kepada anak? Pada saat kapan kita menggunakan LABEL tersebut? Lihat saja dari perilaku keseharian anak kita, lalu berikan LABEL dari perilakunya tersebut dan ketika kita meminta anak untuk melakukan sesuatu, sebutlah LABELnya terlebih dahulu yang sudah kita berikan kepadanya. Contoh : anak kita suka sekali mencoret/menggambar di kertas, maka kita berikan LABEL "Arsitek", ketika meminta anak untuk belajar, maka kita sampaikan : "Ayo Arsitek, sekarang waktunya belajar". Anak kita suka sekali membongkar mainannya/mobil mobilannya, kita berikan LABEL "Insinyur", maka kita sampaikan "Ayo Insinyur, sekarang waktunya Mandi" dst.
Ingin tahu bentuk komunikasi efektif kepada anak lainnya? Silahkan agendakan pelatihannya bersama guru dan orang tua di daerahnya masing masing, insya ALLAH saya siap untuk datang dan berbagi ilmu/pemgalaman.
Salam,
Kusumo (Trainer Nasional Berjuta Guru dan Orang Tua, HP.085230129264)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H