Oleh : Made Kusumawati
Di saat persoalan di negeri ini masih banyak yang belum terselesaikan, mulai dari kasus-kasus korupsi, pengurangan hukuman kepada napi gembong narkoba, tawuran maut para pelajar, kenaikan harga BBM, kenaikan uang muka pembelian kendaraan secara kredit, hingga permasalahan macet dan banjir di ibukota yang seolah tak kunjung usai, tiba-tiba muncul wacana penyatuan waktu untuk seluruh wilayah Indonesia. Tentu saja hal ini menimbulkan pro kontra di masyarakat.
Berikut petikan wawancara dengan beberapa anggota masyarakat yang (dianggap) mewakili. (Mewakili siapa ya? Yang jelas mewakili dirinya sendiri atau setidaknya keluarganya) :
“Bagaimana menurut pendapat anda dengan adanya wacana penyatuan zona waktu untuk seluruh wilayah Indonesia?”
“Hmm… ya gak papa juga kalee. Bagi saya sih, gak ada bedanya. Mau satu zona waktu atau 3 seperti sekarang.”
“Oh gitu ya. Boleh tahu kenapa anda berpendapat demikian?”
“Karena saya gak tinggal di Indonesia!”
“Toweweng??” Ternyata salah wawancara orang.
* * * * * *
“Bagaimana menurut pendapat anda dengan adanya wacana penyatuan zona waktu untuk seluruh wilayah Indonesia?”
“Setuju banget!”
“Maksudnya bermanfaat gitu?”
“Ya, tentu saja. Sangat bermanfaat. Bahkan membuat saya sangat bahagia!”
“Ckckck… kok sampai segitunya. Boleh tahu alasan Saudara?”
“Begini. Saya tinggal di Jakarta dan pacar saya di Jayapura. Setiap saya telpon malam-malam, pengen mesra-mesraan atau setidaknya ngobrol-ngobrol aja, eh dia selalu beralasan mengantuklah. Jadi ya gagal maning… gagal maning deh! Nah, dengan penyatuan zona waktu, dijamin dia gak bisa beralasan sudah kemalaman dan mau bobok!”
“Ckckck….” Cuma bisa geleng-geleng kepala.
* * * * * *
Nikmati juga tulisan-tulisan saya lainnya di : http://www.kompasiana.com/kusumawati, dan follow twitter : @PenulisHumor
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H