Dunia kemaritiman Indonesia kembali dilanda kabar duka. Kapal Selam milik TNI AL, KRI Nanggala 402, dinyatakan hilang kontak pada tanggal 21 April 2021 di sekitar perairan utara Bali. Kapal selam itu membawa setidaknya 53 orang, yang terdiri dari 1 orang komandan satuan, 49 ABK ,dan 3 orang personel senjata. Kapal selam Nanggala 402 saat itu sedang menjalankan latihan penembakan torpedo. Waktu evakuasi sangat terbatas karena cadangan oksigen didalam kapal hanya mampu bertahan hingga 72 jam kedepan.
Hingga saat ini, belum jelas apa yang menjadi penyebab utama mengapa kapal buatan Jerman itu bisa mengalami black out, tetapi pihak TNI Angkatan Laut menyatakan bahwa kemungkinan besar musibah ini disebabkan oleh arus bawah laut atau yang disebut juga internal solitary wave.Â
Segala upaya pencarian telah dilakukan oleh regu penyelamat. Mulai dari menurunkan kapal perang, dan menerjunkan regu penyelam untuk menemukan titik bangkai  Kapal selam ini.  Hingga bantuan dari berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Australia,dll.Hingga akhirnya ditemukan kapal ini ditemukan pada kedalaman 838 Meter dibawah permukaan laut, dan telah terpecah menjadi 3 bagian, hingga tidak  bisa dijangkau oleh regu penyelamat. Dan dinyatakan subsunk pada Tanggal 24 April 2021.
Kapal Selam KRI Nanggala 402 adalah kapal selam buatan Jerman, tipe 209/3100 yang dibeli oleh Indonesia pada tahun 1971, dan mulai aktif beroperasi pada tahun 1981,yang artinya kapal ini sudah beroperasi lebih dari 30 tahun. Fakta ini kemudian menimbulkan pertanyaan atas kelayakan Kapal selam ini. Berapa tahunkah sebenarnya batas aman sebuah kapal selam tempur beroperasi?
Asisten perencanaan ( Arsena ) Kasal, Laksamana Muda TNI Muhammad Ali menjelaskan bahwa kondisi kapal selam ini tergantung dengan sistem pemeliharaannya. Â Bila perawatannya baik, kapal selam layak digunakan hingga 40 Tahun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H