Pendidikan sangat berpengaruh bagi generasi penerus bangsa, demikian dengan cara pengajaran untuk setiap siswa dengan berbagai karakter. Berbagai karaker siswa sangat bervariasi dan berkemampuan yang tidak mungkin sama menjadi PR bagi setiap tenaga pendidik dalam mengampu seluruh anak didiknya. Faktanya, setiap siswa diharapkan mampu dalam semua mata pelajaran, sedangkan tidak semua siswa menguasai berbagai pelajaran yang diterima. Hal ini dikarenakan dari berbagai faktor misalnya, pembelajaran sangat monoton, membosankan, atau memang dari personal siswa.
Di Indonesia sudah terjadi berbagai perubahan kurikulum yang bertujuan untuk menyesuaikan perkembangan zaman dengan kebutuhan siswa di masa kini. Saat ini Indonesia memakai kurikulum merdeka belajar yang diluncurkan secara resmi oleh Mekdibudristek sebagai bentuk evaluasi dari kurikulum 2013 (sebelum kurikulum merdeka belajar). Tetapi masih banyak instansi yang masih menerapkan kurikulum 2013, seperti sekolah di SMP N 10 Semarang. Dari hasil wawancara mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung Semarang oleh Kusumaningrum dengan narasumber guru Bahasa Indonesia yaitu Bapak Muhammad Imron.
Tugas tenaga didik perperan penting dalam kemajuan belajar siswa, contohnya dengan kenyamanan siswa ketika pembelajaran berrlangsung. Dari permasalahan ini sebagai tenaga pendidik, Bapak Imron sebagai guru Bahasa Indonesia menerapkan metode pembelajran cooperative learning agar siswa dapat terbiasa berkerja dengan tim, karena dalam bekerja kelompok berpotensi melatih sikap dan tanggung jawab siswa. Karena zaman semakin canggih, media yang digunakan oleh beliau adalah LCD Proyektor beserta modul.
Pada topik wawancara tersebut mengenai pembelajaran sastra Indonesia, dimana dalam topik tersebut membahas mengenai salah satu materi sastra yaitu materi drama. Dalam materi drama, beliau memberi penugasan membuat video berisi drama dari hasil karya kelompok. Dari penugasan tersebut diharapkan para siswa dapat berekspresi serta dapat mengambil keputusan dari berbagai macam ide oleh teman-temannya. Beliau menilai bahwa hasil dari penugasan serta metode yang diberikan cukup memuaskan karena siswa terlihat bersemangat saat pemebelajaran berlangsung dan mendapatkan hasil yang baik. Namun, tetap saja ada permasalah yang dihadapi bagi tenaga pendidik, seperti contoh pada pembelajaran sastra ini, siswa lelaki cenderung sulit berekspresi dikarenakan tidak percaya diri atau malu.
Dapat disimpulkan bahwa, metode yang digunakan oleh tenaga pendidik berpengaruh pada hasil belajar peserta didik, tetapi dengan demikian tidak menutup kemungkinan jika beberapa peserta didik yang tetap saja tidak menyukai mata pelajaran tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H