Partai Demokrat semakin hari semakin besar dan semakin dikenal saja namanya. Imej sebagai partai politik yang nasionalis-relijus itu dibuktikan dengan rajin melakukan silaturahmi bersama beberapa tokoh agama maupun dengan tokoh politik lainya yang memiliki pandangan yang sama dengan Partai Demokrat.
Sang Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY bertemu mendatangi para tokoh-tokoh tersebut guna membahas persoalan isu yang terhangat di tanah air beberapa hari belakangan ini.
Seperti mengunjungi beberapa Ketua partai, baik sesama koalisi maupun bukan koalisi. Mendatangi para Ketua organisasi agama, Kepemudaan untuk membahas kondisi NKRI agar tidak ingin adanya sebuah gagasan yang dapat membelah persatuan. Â
Belum lama ini saja contohnya. AHY bersama pengurus inti partai berkunjung ke kantor Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat.
Partai berlambang mercy tersebut telah dulu melakukan sowan atau bersilaturahmi dengan beberapa tokoh nasional lainya.
Mendatangi Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartato ke kantornya. Kemudian mendatangi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama, Said Aqil Siroj, serta beberapa tokoh nasional lainya turut dikunjungi AHY bersama pengurus Partai Demokrat.
Isu yang dibahas serta didiskusikan tidak terlepas dari kontroversinya Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (HIP) yang diusulkan oleh Partai penguasa, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Permasalahan masa-masa sulit di saat pandemic covid-19 dan masalah politik lainya.
Pada waktu yang lain, AHY sambangi markas PKB. Ada beberapa aspek pembahasan yang menurut saya paling utama untuk dibahas selain RUU HIP dan Pandemi yaitu kerjasama Pilkada. Karena rakyat ingin ada perubahan yang lebih baik dibanding pemerintahan sekarang.
Mengingat, di era SBY dua partai ini memiliki hubungan yang sangat dekat. Partai Demokrat dan PKB juga pernah sama-sama jadi partai penguasa sebelum PDIP berkuasa.
Di masa kepemimpinan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, SBY selaku pendiri Partai Demokrat begitu dekat secara emosional.
Buktinya bisa dilihat, Presiden Gus Dur mempercayai dan mengangkat mantan Presiden ke 6 Republik Indonesia itu menjadi Menteri Kordinator Politik Sosial dan Keamanan. Jadi tak heran bila dua partai politik ini kembali jalin hubungan demi kepentingan rakyat yang lebih baik.