Pemerintah melakukan berbagai cara untuk meningkatkan pendidikan bagi calon generasi selanjutnya, seperti yang dilakukan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (KemDikBud) mempublikasi atau membuat berupa program yang menjamin kemajuan pendidikan di Indonesia. Yaitu Kurikulum Merdeka Belajar atau dapat disebut sebagai Sekolah Penggerak.
Sekolah Penggerak merupakan program hasil kerja sama antara Kemendikbud dan Pemerintah Daerah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang diawali dengan sumber daya manusia yang unggul terutama padan kepala sekolah dan guru.
Program Sekolah Penggerak mempunyai visi dengan prinsip profil pelajar pancasila yang memiliki karakter beriman, bertakwa kepada tuhan yang maha esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong-royong, kreatif, bernalar kritis dan mandiri. Sekolah Penggerak sendiri berfokus pada proses yang berujung pada kualitas kepemimpinan sekolah tersebut.
Setiap sekolah berhak untuk menjadi sekolah penggerak, untuk menjadi sekolah penggerak diperlukan empat kriteria utama diantaranya hasil belajar, lingkungan belajar, pembelajaran, dan refleksi diri dan pengimbasan. Setelah melakukan observasi ke Sekolah Dasar Swasta Labschool yang berlokasi di Jl. Veteran Gg. Mawar II No.8, RT.69/RW.6, Nagri Kaler, Kec. Purwakarta, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat 41115.
Sebagai satu-satunya Sekolah Dasar Swasta yang lulus seleksi menjadi Sekolah Penggerak di Purwakarta, Labschool Purwakarta yang menjadi sekolah penggerak yang dapat dibilang sekolah yang baru dirintis, bahkan tingkatan kelas siswa saja baru sampai dengan kelas 5 SD.
Sekolah dasar ini menjalani seleksi dengan 41 sekolah swasta lainnya dan 413 sekolah negeri namun hanya Labschool dari Sekolah swastanya dan 19-22 (perkiraan) sekolah dasar negeri yang lulus menjadi Sekolah Penggerak. Lalu, Bagaimana Sekolah Swasta ini dapat lulus seleksi menjadi Sekolah penggerak
Menurut Pak Asep Nurhuda, M.Pd., selaku kepala sekolah dari Labschool Purwakarta menyampaikan supaya ingin menjadi atau mengiring Sekolah menjadi Sekolah Penggerak harus memiliki gagasan ide yang kuat. Bukan dari besar kecilnya sekolahnya, bukan dari mewah tidak sekolahnya, bukan dari banyak sedikitnya siswa yang dimiliki sekolah tersebut, namun dari bagaimana kepala sekolah membawa sekolah kedepannya.
“Gagasan Ide bukan sesuatu yang akan dilakukan, namun sesuatu yang telah dilakukan dan bagaimana sekolah tersebut menjaga program tersebut tetap berjalan.” Ujarnya dalam mengungkapkan pendapatnya. Dari yang beliau sampaikan kunci utama supaya dapat menjadi Sekolah Penggerak.
Yang pertama dari Manajemen Sekolah, salah satunya dalam Penguatan SDM. Penguatan SDM pada sekolah merupakan hal sangat penting untuk menopang dan meningkatkan visi dan misi dari sekolah. Contohnya seperti pada Sekolah Dasar Swasta Labschool UPI Purwakarta memiliki kelas Bilingual (Kelas Bahasa Inggris) dan kelas ICT (Kelas Komputer). Namun, tidak memiliki fasilitator/guru yang relevan pada bidangnya. Maka, beliau berinisiatif mengajukan kepada KPPS supaya adanya fasilitator yang relevan sesuai dengan bidangnya, seperti fasilitator Billing harus dari lulusan pendidikan bahasa inggris.
Yang kedua, Menjalankan Program-program. Program-program yang beliau lakukan seperti Program Budidaya Literasi Pojok Baca yang dilakukan setelah Sholat Dhuha selama 15 menit. Dengan langkah awal mempersilahkan peserta didik membawa buku baca favoritnya masing-masing untuk dibaca, setelah itu secara perlahan ditujukan kepada buku bacaan yang memiliki bobot pendidikan.