Mohon tunggu...
Kustiawan Kusumo
Kustiawan Kusumo Mohon Tunggu... -

Kustiawan Kusumo adalah Country Manager pada divisi Software Group, IBM Indonesia yang bertanggung jawab untuk meningkatkan pangsa pasar piranti lunak untuk IBM di Indonesia. Memulai karirnya di IBM sepuluh tahun lalu sebagai Client Representative bagi industri perbankan. Sebelumnya menjabat sebagai Country Manager, System i - System Technology Group, IBM Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bekerja ’Lebih Pintar’ untuk Membantu Perekonomian Indonesia

25 Maret 2010   06:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:12 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu tokoh yang menginspirasi saya adalah Ki Hajar Dewantara. Beliau merupakan tokoh nasional pendidikan yang sangat konsisten dalam melawan tekanan penjajah di masa lampau dengan satu tujuan, memajukan dunia pendidikan di Indonesia. Melihat perjuangan Ki Hajar Dewantara di masa lampau memberi inspirasi bagi bangsa Indonesia untuk menjadi ’lebih pintar’ dalam mencapai tujuan menjadi bangsa yang tangguh dan menjadi tonggak pemulihan ekonomi dunia.

Saat ini kita semua berada pada sebuah era yang sangat menantang – era yang menguji ketahanan kita semua. Guncangnya perekonomian dunia, runtuhnya kepercayaan pada sistem perbankan global, dilanjutkan dengan berbagai fenomena bencana alam, dan pandemic tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi para pemimpin dunia termasuk para pemimpin di negeri kita.

Namun demikian, apabila kita melihat dengan kaca mata yang berbeda, tantangan yang kita hadapi saat ini juga menciptakan peluang yang tidak boleh kita sia-siakan. Situasi krisis saat ini merupakan kesempatan untuk mentransformasikan cara kita bekerja agar menjadi lebih produktif, efisien dan lebih tertempa dalam menghadapi tantangan yang ada.

Pendekatan yang lebih ‘pintar’ dapat mempengaruhi perekonomian melalui cara – cara yang luar biasa. Menjadi ‘lebih pintar’ dapat digambarkan dengan memanfaatkan dunia digital, mengembangkannya dalam sebuah sistem, yang tujuan akhirnya adalah meningkatkan produktifitas dan menciptakan dunia yang lebih baik. Bayangkan apabila kita dapat merubah sistem rantai suplai bahan baku makanan, menciptakan dunia pendidikan yang lebih baik, menciptakan jaringan listrik yang lebih efisien, hingga menciptakan sistem arus lalu lintas yang lebih teratur.

Di Indonesia, dana stimulus sebesar Rp 71.3 Trilliun dipersiapkan tim ekonomi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai salah satu upaya untuk memulihkan krisis ekonomi. Sebagian besar dana stimulus perekonomian ini diperuntukan bagi berbagai proyek infrastruktur. Satu pelajaran berharga yang sebaiknya dipetik adalah bahwa kita tidak boleh hanya membangun jalan raya, jembatan, terowongan yang ‘bisu’ seperti yang dilakukan pada masa yang lalu.

Penting untuk merubah cara pandang kita terhadap industri transportasi dengan menciptakan sistem transportasi yang ‘lebih pintar’. Saat ini kita memiliki kemampuan untuk mentransformasikan pilar – pilar infrastruktur menjadi sistem – sistem pintar yang dapat memberikan manfaat untuk misalnya, mengantisipasi kemacetan. Dengan merancang dan membangun sistem transportasi yang ‘lebih pintar’, kita dapat mengkapitalisasikan keadaan yang ada untuk memperbaiki cara kita bepergian.

Hal ini juga berlaku pada cara kita bekerja. Bagi para professional, perjalanan bisnis yang rutin, inbox yang selalu penuh, kegiatan operasional yang berbasis kertas, serta metode pencarian informasi dan kemampuan yang terbatas dan hirarkhis mempengaruhi efektifitas kita dalam bekerja. Hal ini merupakan sebagian contoh nyata dari kegiatan yang siap untuk ditransformasikan. Bayangkan bagaimana Web merubah cara kita menemukan informasi, berinteraksi dengan teman-teman, rekan kerja dan bahkan mempercayai orang yang baru kita kenal. Teknologi Web generasi mendatang menyediakan kemampuan untuk merubah cara kita bekerja setiap hari.

Komputasi awan, jejaring sosial, mashup, komunikasi terunifikasi, aliran informasi dan formulir elektronis menawarkan cara-cara baru untuk memupuk kolaborasi dan memperbaiki sistem kerja kita agar menjadi ’lebih pintar’. Kolaborasi dari berbagai penawaran teknologi terkini memungkinkan kita

untuk melahirkan berbagai ide baru, menyempurnakannya dan menghantarkannya ke pasar secara lebih cepat, lebih efisien – dan tentu saja ’lebih pintar’.

Berbagai contoh nyata tentang bekerja dengan cara yang ’lebih pintar’ mulai bermunculan di berbagai lini bisnis saat ini.

Boeing Corporation mengembangkan sebuah piranti lunak yang dapat mengidentifikasi berbagai sumber daya, seperti menemukan landasan udara yang dapat digunakan dalam satu menit. Hal ini merupakan sebuah inovasi luar biasa dari proses manual yang menghambat upaya pertolongan setelah terjadi Topan Katrina pada tahun 2005.

Carestream Health menyediakan teknologi bagi tenaga-tenaga medis profesional agar mereka dapat menemukan tenaga ahli di manapun mereka berada untuk berkolaborasi dalam diagnosa pasien melalui komunikasi terunifikasi.

Di Indonesia, Bank Negara Indonesia 1946 dan Kalbe merupakan salah satu contoh nyata dari perusahaan yang memanfaatkan teknologi pintar untuk mempercepat proses peluncuran sebuah produk dan pencapaian tingkat efisiensi yang signifikan.

Mobilitas adalah salah satu wujud nyata dari terciptanya planet yang lebih pintar. IBM Institute for Business Value memprediksikan bahwa akan terdapat lebih dari dua milyar pengguna Web bergerak di dekade mendatang. Hal ini megindikasikan pergeseran signifikan dalam cara sebagian besar dari kita berinteraksi dengan Web.

Perangkat seperti RIM Blackberry memungkinkan kita untuk menerima dan mengirim e-mail, menelusuri Web, melihat portal informasi, blog dan instant message kita, serta mengakses dan meneruskan business intelligence di kantor, dari rumah atau bahkan ketika bepergian. Di seluruh dunia, perangkat dan jaringan nirkabel dari AT&T, Nokia, Orange, Samsung, Sprint, dan Verizon juga memuat aplikasi-aplikasi kolaboratif.

Jejaring sosial telah menjadi alat bisnis yang diperhitungkan karena mencerminkan interaksi yang semakin bersifat pervasif dalam kehidupan pribadi kita. The Practicing Law Institute, McKesson Medical Services, HSBC dan Colgate-Palmolive adalah beberapa organisasi yang telah menciptakan jejaring sosial canggih milik mereka sendiri untuk membantu masyarakat menemukan informasi serta meningkatkan kepintaran kolektif yang dimiliki organisasi.

Apabila kita melihat fenomena yang ada saat ini, bayangkan apa yang dapat anda lakukan dari meja kerja anda, rumah anda, kedai kopi langganan anda dengan bantuan teknologi yang ada. Anda dapat membangun jaringan sosial anda sendiri untuk menangani situasi bisnis apapun. Mulai dari menawarkan sebuah proyek; menemukan talenta untuk menyelesaikan proyek tersebut; menemui pelanggan-pelanggan anda; atau menyusun rencana dengan mitra-mitra dan rekan kerja anda untuk meluncurkan produk atau layanan baru dari mana saja dan kapan saja.

Bagaimana jika anda dapat memindahkan pekerjaan anda ke komputasi awan yang berbasis Internet untuk dikerjakan bersama? Hasilnya akan sangat menakjubkan. Efisiensi yang signifikan. Hubungan yang lebih erat akan terbina. Munculnya tenaga ahli yang tidak diperhitungkan sebelumnya. Terwujudnya ceruk – ceruk pasar yang baru. Dan berbagai hal yang tidak pernah terpikirikan sebelumnya.

Sejarah mencatat bahwa, sebuah pendekatan baru terhadap cara kita bekerja selalu mengarah pada masa yang penuh dengan inovasi, kemajuan dan kemakmuran. Salah satu contoh nyata adalah penemuan revolusioner pembuatan perpustakaan digital tertua Gutenberg yang mendorong terciptanya ’Age of Enlightment atau yang di Eropa dikenal sebagai Era Renaissance. Penemuan fotografi dan telepon pada tahun 1800-an juga berdampak sama.

Iklim perekonomian kita saat ini menciptakan peluang yang tak terbatas untuk mentransformasikan cara kita bekerja – baik pada saat ini maupun di waktu yang akan datang. Investasi pada berbagai sistem ’pintar’ akan memberikan energi kepada semua orang, meningkatkan efisiensi dan produktifitas sambil membangun lingkungan yang inovatif.

Peranan pemerintah diperlukan untuk mengalokasi sebagian dari paket stimulus untuk memajukan dunia pendidikan, serta investasi untuk menciptakan cara – cara kerja yang’lebih pintar’

Semangat Ki Hajar Dewantara hendaknya dapat menjadi sumber inspirasi bagi bangsa Indonesia untuk melihat krisis ekonomi ini sebagai tantangan untuk lebih konsisten dalam menciptakan berbagai sistem dan cara kerja yang ’lebih pintar’. Mencapai sebuah tujuan untuk menjadi bangsa yang lebih tangguh.

*Tulisan ini dimuat di Majalah Garuda Inflight edisi Maret 2010

*Disclaimer: Posting ini merupakan buah pemikiran pribadi, tidak merepresentasikan opini, strategi atau posisi di IBM.



Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun