Ada kalimat dari Presiden Jokowi yang hari ini sangat populer dan dibanggakan oleh banyak Apoteker Indonesia. Â Ini terbukti dari banyaknya postingan dimedia sosial yang dilakukan oleh banyak Apoteker terhadap cuplikan video berita dari salah satu stasion televisi nasional saat Presiden Jokowi membuka Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia yang sekaligus dijadikan sebagai agenda Rapat Kerja Nasional bagi para Apoteker dinegeri ini. Rakernas virtual yang rencananya berakhir pada tanggal 7 November ini merupakan acara tahunan yang penting bagi pemegang profesi Apoteker di Indonesia.Â
Bagaimana tidak, disinilah mereka berkumpul untuk saling bertemu secara virtual membahas hal -- hal yang menjadi isu kedepan bagi per apoteker an Indonesia. Acara yang ditunggu -- tunggu dalam Rakernas pagi tadi tentu saja adalah sambutan dari petinggi di Republik ini, siapa lagi kalau bukan Presiden RI yakni Bapak Ir. Joko Widodo.Â
Menghadirkan orang nomor 1 dinegeri ini dalam suatu peristiwa penting atau even besar suatu organisasi tidaklah mudah, maka tak bisa dipungkiri inilah sesungguhnya capaian tertinggi bagi pengurus pusat dari organisasi Ikatan Apoteker Indonesia selama ini. Â Atas capaian ini semestinya semua anggota Ikatan Apoteker Indonesia sudah selayaknya memberi ucapan selamat dan terima kasih kepada mereka yang berhasil menghadirkan Presiden pada acara pembukaan diperhelatan besar Apoteker Indonesia.
Melihat sedikit kebelakang sesungguhnya tahun ini adalah tahun ironis bagi profesi Apoteker. Pada tahun inilah profesi Apoteker mengalami penurunan kasta. Apoteker kini tidak lagi masuk dalam kelompok pelayanan medik maupun penunjang medik. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 3 tahun 2020 pelayanan farmasi yang didalamnya tentu melibatkan peran Apoteker disebutkan bahwa pelayanan farmasi masuk dalam kelompok pelayanan non medik, ia bersama pelayanan laundry/binatu, pengolah makanan/gizi, pemeliharaan sarana prasarana dan alat kesehatan, informasi dan komunikasi, pemulasaran jenazah masuk dan berada di cluster ini, cluster pelayanan non medik.
Presiden lebih dulu menyebut profesi Dokter dan kemudian profesi Perawat saat diundang dan diberi waktu untuk berbicara dirumah besar Apoteker. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan kalimat " ... dalam rangka penanganan pandemic covid19 ini saya mengajak partispasi seluruh elemen masyarakat mulai  dokter, perawat, apoteker dan profesi lain ..." yang diucapkan oleh Presiden. Hanya saja, bila Apoteker jeli menyimak dan mendengarkan penyebutan profesi Apoteker pada urutan ketiga setelah profesi Dokter dan profesi Perawat mestinya bisa dijadikan sebagai pertanyaan kediri sendiri, mengapa profesi Apoteker tidak disebut yang pertama oleh Presiden ?
Suka tidak suka, faktanya memang ini profesi tidak pernah mempunyai berita. Masyarakat umum tidak pernah mendapati berita apa pun tentang prestasi Apoteker sehingga ketika ada stasion televisi nasional memberitakan secuil tentang Apoteker berkenaan dengan Rakernas nya maka berita ini seolah menjadi berita yang harus disebarkan ke khalayak. Apoteker tidak teliti menelaah kalimat ucapan Presiden yang menempatkan profesi Apoteker pada urutan ketiga justru pada acara yang diikuti banyak Apoteker VIP. Selamat ber Rakernas kawan -- kawan semoga kegiatan ini membawa manfaat kedepan dan pada penutupan nanti semoga pengucapan profesi Apoteker ada didepan profesi lain, lho sama saja ya seperti diatas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H