Sebanarnya dibumi nusantara yang kita cintai ini tidak pernah ditemukan adanya pengolongan kelas dalam bermasyarakat. Kerajaan - kerajaan di nusantara  yang dahulu pernah ada belum mengenal istilah kasta sampai akhirnya teruntuhkannya kerajaan Majapahit pada akhir abad ke 14. Bukti - bukti yang menjelaskan bahwa tidak ada penggolongan masyarakat sebelum kerajaan Majapahit runtuh dapat dilihat dan disimpulkan dari silsilah para pejabat - pejabat kerajaan dimasa itu.Â
Beberapa sumber buku  cerita yang menuliskan sejarah tentang Mahapatih Gajah Mada menyebutkan bahwa beliau yang agung dan hebat itu lahir dari keluarga yang tidak diketahui silsilahnya, artinya Mahapatih yang terkenal dengan sumpah palapanya ini bukan berasal dari keturunan atau keluarga kerajaan atau keluarga terhormat seperti yang tergambarkan dalam kelompok kasta Brahmana  atau kasta Ksatria. Pun begitu juga dengan raja yang sangat terkenal saat kerajaan Majapahit berada dipuncak keemasannya yakni Brawijaya.Â
Raja Brawijaya dibanyak buku cerita disebutkan sebagai seorang pengangon kuda yang juga pencari rumput untuk makanan kuda yang pada saat itu bernama Damar Wulan. Dua hal ini dapat dijadikan sebagai kesimpulan bahwa benar pada saat kerajaan Majapahit sedang hebat - hebatnya ternyata penggolongan masyarakat yang kemudian dikenal dengan kasta belumlah ada. Pada saat itu seseorang dengan ketrampilan dan kesaktian yang mumpuni bisa saja kemudian masuk kedalam ring kerajaan dan berubahlah segala citra mengenai diri awalnya.Â
Biasanya untuk masuk menjadi staff di kerajaan dimasa itu cukup dengan memenangi berbagai perlombaaan yang diadakan oleh pihak istana, baik lomba berkuda, lomba memanah ataupun lomba berburu. Pemenang pada lomba - lomba ini pada saat itu umumnya langsung bisa tinggal di istana kerajaan. Dari sinilah perubahan tingkat golongan kemasyarakat mulai berubah, yang tadinya hanya sekedar pengangon kuda akhirnya bahkan bisa menjadi seorang raja yang termahsyur.Â
Dikutip dari Liputan 6 yang menuliskan bahwa menurut Global Slavery Index 2016, perbudakan atau slavery merupakan suatu situasi eksploitasi dimana seseorang tidak bisa menolak atau meninggalkan sesuatu, karena adanya ancaman, kekerasan, pemaksaan, penyalahgunaan kekuasaan dan penipuan. Hal - hal seperti itu tanpa disadari sebenarnya saat ini sudah masuk kedalam sebuah profesi, perbudakan kini bukan hanya terjadi di industri tetapi juga sudah masuk kedalam  profesi. Lihat dan amati saja kegiatan - kegiatan pengerahan massa baik dijalanan  ataupun dilapangan terbuka dalam 3 bulan terakhir. Ada sebagian kecil massa yang berasal dari profesi itu - itu saja yang terus - terusan merelakan dirinya  dieksploitasi tanpa mendapatkan bayaran. Mereka rela  berjalan sampai sekian kilometer memakai jas keputihan kebanggannya sambil membawa - bawa spanduk  diiringi panas sampai berkeringat dengan iming - iming pengabdian kepada masyarakat atau edukasi kepada masyarakat. Tidakkah justru malah terasa janggal jika hal itu dilakukan di jalan sekelas jalan Sudirman di Jakarta saat car free day  misalnya.Â
Masyarakat yang datang beraktifitas diseputaran car free day umumnya adalah masyarakat kelas menengah yang tidak memerlukan pengabdian mereka - mereka atau bahkan di edukasi oleh mereka - mereka. Diakui atau tidak diakui mereka sebenarnya sedang diperbudak. Menghabiskan waktu sampai sekian jam dengan berkeringat atas perintah orang lain dan tidak mendapat bayaran adalah perbudakan menurut versi penulis dan budak adalah golongan kasta terendah didunia industri.
Selain hal tersebut anggota APB dapat melakukan investasi saham untuk penanaman modal perusahaan yang bergerak dibidang industri produk farmasi maupun unit usaha lainnya. Inilah yang didefinisikan oleh penulis bahwa APBI dapat merubah kasta kita sebagai Apoteker. Janganlah malu untuk mengakui berapa besaran upah kita ketika kita bekerja sebagai buruh disebuah Apotek. Itu tidaklah besar dan jauh dari cukup apalagi dengan kebutuhan hidup yang kini terasa semakin banyak. Apoteker kini bisa lebih berpeluang untuk menjadi pengusaha dengan bergabung bersama APBI.Â
Di APBI sudah tercipta sebuah sistem yang dapat meningkatkan kasta seorang Apoteker. Dengan pertemuan - pertemuan yang diadakan oleh kelompok anggota APBI untuk membicarakan berbagai peluang bisnis di APBI dan dihadiri serta dibimbing oleh kawan - kawan Apoteker yang lebih dulu berhasil menjadi PharmaPreneur di APBI tentunya bisa menjadi solusi terhadap kebuntuan seorang Apoteker dalam mencari materi untuk membiayai hidup dan kehidupan keluarganya. Sampai sini jelaslah sudah bahwa APBI adalah password bagi Apoteker yang ingin menjadi PharmaPreneur dan meningkatkan kastanya. Tunggu apalagi, tetaplah berada di Apotek tetapi bergabunglah dengan APBI untuk mengembangkan diri seluas - luasnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H