Mohon tunggu...
Kusno Haryanto
Kusno Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Apoteker yang Merdeka

Assessor Of Competency BNSP No.Reg.MET.000.003425 2013, Apoteker alumni ISTN Jakarta, Magister Farmasi Universitas Pancasila Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Praktik Apoteker yang Dilakukan Bersama dapat Mengubah Kasta Kita

13 Desember 2017   10:15 Diperbarui: 13 Desember 2017   11:28 2236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Sebanarnya dibumi nusantara yang kita cintai ini tidak pernah ditemukan adanya pengolongan kelas dalam bermasyarakat. Kerajaan - kerajaan di nusantara  yang dahulu pernah ada belum mengenal istilah kasta sampai akhirnya teruntuhkannya kerajaan Majapahit pada akhir abad ke 14. Bukti - bukti yang menjelaskan bahwa tidak ada penggolongan masyarakat sebelum kerajaan Majapahit runtuh dapat dilihat dan disimpulkan dari silsilah para pejabat - pejabat kerajaan dimasa itu. 

Beberapa sumber buku  cerita yang menuliskan sejarah tentang Mahapatih Gajah Mada menyebutkan bahwa beliau yang agung dan hebat itu lahir dari keluarga yang tidak diketahui silsilahnya, artinya Mahapatih yang terkenal dengan sumpah palapanya ini bukan berasal dari keturunan atau keluarga kerajaan atau keluarga terhormat seperti yang tergambarkan dalam kelompok kasta Brahmana  atau kasta Ksatria. Pun begitu juga dengan raja yang sangat terkenal saat kerajaan Majapahit berada dipuncak keemasannya yakni Brawijaya. 

Raja Brawijaya dibanyak buku cerita disebutkan sebagai seorang pengangon kuda yang juga pencari rumput untuk makanan kuda yang pada saat itu bernama Damar Wulan. Dua hal ini dapat dijadikan sebagai kesimpulan bahwa benar pada saat kerajaan Majapahit sedang hebat - hebatnya ternyata penggolongan masyarakat yang kemudian dikenal dengan kasta belumlah ada. Pada saat itu seseorang dengan ketrampilan dan kesaktian yang mumpuni bisa saja kemudian masuk kedalam ring kerajaan dan berubahlah segala citra mengenai diri awalnya. 

Biasanya untuk masuk menjadi staff di kerajaan dimasa itu cukup dengan memenangi berbagai perlombaaan yang diadakan oleh pihak istana, baik lomba berkuda, lomba memanah ataupun lomba berburu. Pemenang pada lomba - lomba ini pada saat itu umumnya langsung bisa tinggal di istana kerajaan. Dari sinilah perubahan tingkat golongan kemasyarakat mulai berubah, yang tadinya hanya sekedar pengangon kuda akhirnya bahkan bisa menjadi seorang raja yang termahsyur. 

Produk kosmetik hasil tangan seorang Apoteker yang bergabung di APBI, siap di launching
Produk kosmetik hasil tangan seorang Apoteker yang bergabung di APBI, siap di launching
Didunia industri saat ini dimana semakin hari peran manusia mulai tergantikan oleh peran mesin produksi sebenarnya sudah sangat cukup baik untuk memutus mata rantai penggolongan kelas masyarakat yang masih sering kali terdengar. Dikotomi istilah buruh dan majikan yang secara teknis bisa dikatakan sebagai penggolongan kelas masyarakat saat ini masih sangat terasa efeknya. Istilah buruh dan majikan masih disebut - sebut oleh berbagai pihak sebagai salah satu hal yang menyebabkan masih kerapnya terjadi perbudakan didunia industri. Budak tentunya merupakan kelas terendah dari kelompok golongan masyarakat. 

Dikutip dari Liputan 6 yang menuliskan bahwa menurut Global Slavery Index 2016, perbudakan atau slavery merupakan suatu situasi eksploitasi dimana seseorang tidak bisa menolak atau meninggalkan sesuatu, karena adanya ancaman, kekerasan, pemaksaan, penyalahgunaan kekuasaan dan penipuan. Hal - hal seperti itu tanpa disadari sebenarnya saat ini sudah masuk kedalam sebuah profesi, perbudakan kini bukan hanya terjadi di industri tetapi juga sudah masuk kedalam  profesi. Lihat dan amati saja kegiatan - kegiatan pengerahan massa baik dijalanan  ataupun dilapangan terbuka dalam 3 bulan terakhir. Ada sebagian kecil massa yang berasal dari profesi itu - itu saja yang terus - terusan merelakan dirinya  dieksploitasi tanpa mendapatkan bayaran. Mereka rela  berjalan sampai sekian kilometer memakai jas keputihan kebanggannya sambil membawa - bawa spanduk  diiringi panas sampai berkeringat dengan iming - iming pengabdian kepada masyarakat atau edukasi kepada masyarakat. Tidakkah justru malah terasa janggal jika hal itu dilakukan di jalan sekelas jalan Sudirman di Jakarta saat car free day  misalnya. 

Masyarakat yang datang beraktifitas diseputaran car free day umumnya adalah masyarakat kelas menengah yang tidak memerlukan pengabdian mereka - mereka atau bahkan di edukasi oleh mereka - mereka. Diakui atau tidak diakui mereka sebenarnya sedang diperbudak. Menghabiskan waktu sampai sekian jam dengan berkeringat atas perintah orang lain dan tidak mendapat bayaran adalah perbudakan menurut versi penulis dan budak adalah golongan kasta terendah didunia industri.

Bpk. Agus Suprayitno, Apoteker yang menjadi tokoh sentral di APBI
Bpk. Agus Suprayitno, Apoteker yang menjadi tokoh sentral di APBI
Apoteker Praktek Bersama Indonesia yang disingkat dengan APBI yang belum lama terbentuk dan saat ini sudah menggurita secara nasional sungguh mempunyai tujuan yang sangat baik yakni mengubah nasib mereka yang berprofesi sebagai Apoteker. Terbentuknya APBI ini dilatarbelakangi oleh kejenuhan Apoteker terhadap rumitnya regulasi dan tidak konsistennya pelaksanaan dan pengawasan pekerjaaan kefarmasian juga atas dasar belum adanya perkumpulan Apoteker yang bertujuan untuk saling membantu dalam hal pengelolaan apotek dengan tujuan usaha atau bisnis. Sesuai dengan namanya, praktek bersama dimana Apoteker dikondisikan untuk praktek secara bersama dengan prinsip holistik kolaboratif yaitu kolaborasi antar sesama Apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian dari hulu sampai ke hilir. Mulai dari proses pembuatan produk farmasi ( produk APB ), proses distribusi ke Apotek ( oleh distributor APB ) dan farmasi pelayanan klinik di Apotek ( Apotek anggota APB ). 

Selain hal tersebut anggota APB dapat melakukan investasi saham untuk penanaman modal perusahaan yang bergerak dibidang industri produk farmasi maupun unit usaha lainnya. Inilah yang didefinisikan oleh penulis bahwa APBI dapat merubah kasta kita sebagai Apoteker. Janganlah malu untuk mengakui berapa besaran upah kita ketika kita bekerja sebagai buruh disebuah Apotek. Itu tidaklah besar dan jauh dari cukup apalagi dengan kebutuhan hidup yang kini terasa semakin banyak. Apoteker kini bisa lebih berpeluang untuk menjadi pengusaha dengan bergabung bersama APBI. 

Di APBI sudah tercipta sebuah sistem yang dapat meningkatkan kasta seorang Apoteker. Dengan pertemuan - pertemuan yang diadakan oleh kelompok anggota APBI untuk membicarakan berbagai peluang bisnis di APBI dan dihadiri serta dibimbing oleh kawan - kawan Apoteker yang lebih dulu berhasil menjadi PharmaPreneur di APBI tentunya bisa menjadi solusi terhadap kebuntuan seorang Apoteker dalam mencari materi untuk membiayai hidup dan kehidupan keluarganya. Sampai sini jelaslah sudah bahwa APBI adalah password bagi Apoteker yang ingin menjadi PharmaPreneur dan meningkatkan kastanya. Tunggu apalagi, tetaplah berada di Apotek tetapi bergabunglah dengan APBI untuk mengembangkan diri seluas - luasnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun