Berbicara tentang Diplomasi, yang terlintas dalam otak kita berupa Kerjasama, kepentingan negara, hubungan antar negara, strategi, negosiasi dan berbagai definisi lainnya yang mengarah pada satu tujuan yaitu perdamaian. Dulu, diplomasi hanya dilakukan antara negara dengan negara atau antar pemerintah. Akan tetapi, sekarang pelaku diplomasi bukan hanya negara ataupun pemerintah. Masyarakat sipil atau individu pun melakukan diplomasi, baik itu individu dengan pemerintah maupun swasta dengan swasta.
      Berbicara tentang diplomasi Barat, saat ini fenomena dunia internasional telah diwarnai oleh Diplomasi Barat. Dunia Barat yang seakan akan telah menguasai dunia baik dibidang politik, keilmuan, budaya maupun kehidupan sosial. Perspektif masyarakat tentang kehidupan terkadang telah terdoktrin oleh perspektif Barat. Dalam berdiplomasi pun seperti itu. Saat ini, tidak segan-segan individu maupun pemerintah melakukan berbagai cara demi mencapai tujuan mereka dan terkadang startegi yang dilakukan bisa berdampak buruk untuk orang lain.
      Barat memandang Diplomasi sebagai suatu Kerjasama yang beroreantasi pada national interest atau kepentingan negara. Yang membedakan antara diplomasi Islam dengan Barat yaitu terkait perspektif. Jika Barat memandang Diplomasi sebagai sebuah aktifitas yang bertujuan untuk kepentingan Negara atau kepentingan negara diatas segalanya. Akan tetapi Islam memandang Diplomasi sebagai suatu hubungan yang bertujuan untuk perdamaian, menerima dengan sepenuh hati, persahabatan antar negara dan yang terpenting yaitu, Diplomasi Islam beroreantasi pada kemaslahatan Umat yaitu Rahmatan Lil'alamin.
Pada Zaman sekarang, terdapat berbagai bentuk diplomasi, salah satunya yaitu diplomasi media. Seperti yang terjadi pada zaman sekarang yang terlintas dalam benak masyarakat kita, media identic dengan Barat. Media mempunyai pengaruh yang sangat signifikan dalam kehidupan saat ini. Saat ini, masyarakat Internasional telah terdoktrin dengan system praktis atau instan. Dengan adanya Media, bisa dikatakan menjadikan masyarakat ini menjadi masyarakat yang instan dan praktis.
 Pertanyaan disini, bagaimana starategi diplomasi media yang dilakukan Barat? Jawabnnya adalah seperti yang kita lihat di laman platform media saat ini. Banyak propaganda yang dilakukan oleh negara-negara mayoritas non-Islam dengan tujuan untuk menghancurkan negara muslim atau saingan negaranya.
Dalam Islam, strategi diplomasi yang dilakukan oleh para-Nabi pada Zaman dulu yaitu metode dakwah. Dakwah disini yang berarti berseru atau menyerukan pada kebenaran tanpa adanya paksaan dan menjatuhkan pihak lainnya. Segalanya berdasarkan syaria'at Agama (Al-Qur'an dan Hadits)
      Diplomasi Islam berlandaskan pada Al-Qur'an dan Sunnah yang kebenarannya Absolut. Sedangkan Diplomasi Islam berdasarkan pada pemikiran manusia yang mana seperti yang kita ketahui, manusia mempunyai berbagai sifat lahiriah seperti sifat Egois. Kita tidak bisa menampik dari berbagai sifat manusia, seperti yang di terangkan oleh Realisme bahwasanya negara itu seperti sifat manusia yaitu egois dan beranggapan bahwa yang memiliki power dapan mempropaganda maupun menaklukan kaum ataupun negara yang lemah. Dan yang perlu di garis bawahi, Diplomasi Barat tidak memiliki landasan yang bersifat Absolut. Diplomasi Barat hanya berdasarkan Rasionalitas.
      Diplomasi saat ini, bukan lagi untuk mencapai perdamaian. Akan tetapi sebaliknya, diplomasi saat ini lebih bersifat mengancam dan skeptis. Pertanyaanya sekarang adalah apakah pelaku diplomasi saat ini, melakukan diplomasi dengan tujuan kepentingan umat atau perdamaian dunia? Wallahu Allam..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H