Kusniati, 2020. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Lancar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Siswa Kelas II SD Negeri Karangbokong 02 Â Â Â Â
Kabupaten Brebes.
Menurut Sunarto seperti yang dikutip oleh Zainal Aqib, dkk., dalam buku Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK menyatakan bahwa “bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupannya. Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis, dan sitematis.
Salah satu aspek yang sangat penting dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI adalah membaca. Proses belajar akan dapat tercipta secara efektif apabila peserta didik sudah bisa membaca. Siswa yang bisa membaca akan dapat memperoleh pengetahuan yang akan semakin meningkatkan kecerdasannya sedangkan siswa yang tidak bisa membaca tidak akan dapat memperoleh pengetahuan seperti halnya siswa yang bisa membaca. Di samping itu, kemampuan membaca merupakan tuntutan realitas kehidupan sehari-hari peserta didik. Bermacam-macam pelajaran dan berpuluh-puluh kata akan ditemukan setiap hari. Hal tersebut cukup menunjukkan akan pentingnya seorang siswa bisa dan lancar membaca. Walaupun tidak semua pelajaran harus dibaca, tetapi pada pelajaran-pelajaran tertentu yang sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan siswa tentu perlu dibaca.
Di dalam proses belajar-mengajar, seorang guru harus menggunakan berbagai macam strategi dan pendekatan, serta model pembelajaran agar siswanya dapat lancar membaca. Tidak cukup hanya menggunakan salah satu macam saja karena setiap pendekatan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Walaupun demikian, seorang guru harus bisa memilih pendekatan apa yang sesuai dengan kebutuhan siswanya dan lebih efektif diterapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Salah satu pendekatan/model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajar membaca adalah Problem Based Learning. Apalagi kenyataan di lapangan ditemukan sebagian besar siswa yang masuk kelas I SDN Karangbokong 02 adalah anak-anak yang sebelumnya tidak sekolah di Taman Kanak-Kanak, sehingga proses belajar harus dimulai dari mengenal huruf dan membacanya dengan cara mengeja huruf demi huruf tersebut.
Penelitian tindakan kelas tentang kemampuan membaca lancar siswa kelas II SD Negeri Karangbokong 02 ini merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar-mengajar, khususnya perbaikan cara mengajar guru dan peningkatan kemampuan siswa dalam belajar. Hal ini dilakukan karena sebagian siswa masih ada yang belum lancar dalam membaca, sebab siswa baru yang masuk di SD Negeri Karangbokong 02 setiap tahunnya banyak siswa yang sebelumnya tidak bersekolah di Taman Kanak-Kanak. Hal ini menyebabkan proses belajar mengajar membaca di kelas II harus ditingkatkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan membaca lancar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui pembelajaran Problem Based Learning (PBL) siswa kelas II SD Negeri Karangbokong 02 Brebes untuk meningkatkan kemampuan membaca lancar mereka pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas II SD N Karangbokong 02 kabupaten Brebes pada tahun pelajaran 2020/2021 dengan jumlah siswa sebanyak 23 orang, terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian ini ini dilaksanakan mulai bulan November sampai dengan bulan Desember 2020. Rancangan penelitian ini terbagi atas 3 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasil refleksi tersebut digunakan untuk mengambil keputusan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari hasil tes, observasi, dan diskusi antara guru dan teman sejawat. Untuk menganalisis data dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan membaca lancar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui pembelajaran Problem Based Learning siswa kelas II SD Negeri Karangbokong 02 dapat meningkat. Ini disebabkan karena aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar mulai dari siklus I sampai ke siklus III terus mengalami peningkatan. Nilai rata-rata pada siklus I 56,52 %, pada siklus II meningkat menjadi 78,26 %, serta di siklus yang ke III meningkat lagi menjadi 86,95 %. Hal ini didukung oleh meningkatnya aktivitas guru dalam KBM dengan rata-rata pada siklus I 87,5, pada siklus II 90, dan disiklus ke III meningkat lagi menjadi 92,5.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H