Candi Ijo adalah sebuah kompleks percandian bercorak hindu , berada 4 kilometer arah tenggara dari candi ratu boko atau kita-kira 18 kilometer di sebelah timur kota yogyakarta. Candi ini diperkirakan dibangun antara abad 10-11 Masehi pada saat zaman kerajaan medang periode Mataram. Awal pertama saya kesana saya berpikiran apakah candinnya berwarna ijo, tapi setelah saya membuktikan dengan berkunjung kesana ternyata bukan candinya yang ijo akan tetapi candinya dikelilingi tumbuhan yang berwarna hijau.
Lokasi Candi Ijo terletak di Dukuh Groyokan, Desa sumberejo, Kecamatanprambanan, kabupaten sleman, Yogyakarta. Candi ini berada lereng barat sebuah bukit yang masih merupakan bagian perbukitan Batur Agung. Posisinya berada pada lereng bukit dengan ketinggian rata-rata 375 meter di atas permukaan laut. Diihat dari keterangan di papan sekitar candi ijo.
Candi ini dinamakan "Ijo" karena berada di atas bukit yang disebut Gumuk Ijo. Kompleks percandian membuka dengan panorama indah, berupa persawahan dan bentang alam, seperti bandara dan pantai .,kompleks percandian Ijo sangat luas, dan menjorok ke barat dan utara. lereng bukit Candi Ijo di sebelah timur dan sebelah utara ditambang oleh penduduk, banyak ditemukan artefak yang mempunyai kaitan dengan candi.
 Â
kompleks candi secara keseluruhan, kompleks candi merupakan teras berundak-undak, mengikuti kontur bukit. Di bagian barat terdapat reruntuhan bangunan candi yang masih dalam proses perbaikan. Setelah disela oleh kebun kecil, terdapat teras yang lebih tinggi dengan cukup banyak reruntuhan yang diperkirakan berasal dari sekumpulan candi-candi pemujaan kecil/candi perwara.
Kompleks percandian utama terletak di bagian timur menempati teras tertinggi. Di bagian ini ada candi induk , candi pengapit, dan candi perwara. Dan di depannya berjajar tiga candi yang lebih kecil ukurannya yang diduga dibangun untuk memuja trimurti :brahmana, wisnu, dan syiwa. Ketiga candi perwara ini menghadap ke arah candi utama, yaitu menghadap ke timur. Ketiga candi kecil ini memiliki ruangan di dalamnya dan terdapat jendela kerawangan berbentuk belah ketupat di dindingnya. Candi perwara yang berada di tengah melindungi arca lembu, kendaraan Dewa Syiwa.
Bangunan candi induk berdiri di atas kaki candi dasar persegi empat. Ada tangga yang dilengkapi sepasang yang berbentuk bertubuh ikan dan berbelalai seperti gajah. Kepala makara menjulur ke bawah dengan mulut menganga. Di atas ambang pintu terdapat hiasan kepala bersusun. Pada bagian pintu masuk terdapat ukiran, berupa mulut raksasa yang tersambung makara. Di atas ambang kedua jendela palsu juga dihiasi dengan pahatan kepala bersusun lagi. Di dalam mulut masing-masing terdapat relief burung kecil. Jendela-jendela palsu ada bagian luar dinding utara, timur dan selatan, yaitu tiga buah pada masing-masing sisi. Ambang jendela juga dibingkai dengan hiasan sepasang kepala seperti yang terdapat di jendela palsu yang mengapit pintu.
Dalam tubuh candi induk ini terdapat sebuah ruangan. Atap candi bertingkat-tingkat tiga undakan, terbentuk dari susunan segi empat yang makin ke atas makin mengecil. Di setiap sisi terdapat deretan tiga di masing-masing tingkat. Sebuah ratna berukuran lebih besar terdapat di puncak atap. Sepanjang batas antara atap dan dinding tubuh candi dihiasi dengan deretan pahatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H